Jumat, 26 Desember 2014

Maaf

Engkau tahu,
Kita terkadang menilai nikmat sebagai petaka
Namun, apa kau tahu?
Tuhan kan tetap memberikan nikmat itu
Karena Ia tahu bahwa kita butuh


Manusia memang tempatnya salah
Begitupun dengan aku
Mungkin aku salah mengartikan hadirmu

Hanya maaf yang bisa terucap
Berharap kau tetap di sini
Karena kubutuhkanmu

Kamis, 11 Desember 2014

Berkaca

Menilik masuk kedalam hati
Menelusuri setiap lekuk jiwa
Banyak rupa yang tak kukenali
Begitu banyak luka yang menganga
Ini bukan tentang cinta ataupun sejenisnya

"Ini bukan rupaku"
Teriakku dalam kebisuan
Namun, semakin ku berdalih
Semakin jelas bahwa itu aku

Kini aku tersungkur
Sesekali mengisak tangis pilu
Terlalu jauh aku terjatuh
Tersesat
Menghilang....

Bumi Nikel,  11 Desember 2014

Rabu, 10 Desember 2014

Bersahabat dengan Rindu

Rindu pun akan menjadi indah
Bukan lagi sesak yang menyeruak
Kali ini aku akan mendekapmu hangat
Sesekali mengecup keningmu
Aku tak mencerca dan mengutukmu seperti kemarin
Biarlah rupamu kusimpan dalam kotak kenangan
Biarlah kamu bersenda gurau dengan perisai di sana
Tenang, sesekali aku akan menjengukmu
Akan kuceritakan semua kisahku
Tak ada yang aku sembunyikan
Jadilah pendengar setia untukku
Setidaknya sebagian rupaku kembali saat ini
Dan senyumku tak lagi kosong

BumiNikel, 10 Desember 2014

Selasa, 09 Desember 2014

Ujung Senja 9 Desember

Akhirnya bermuara pada ujung senja 9 Desember. Hari ini sangat berat. Entah apa yang akan terjadi. Rasa sepi dan sendiri kembali bergolak. Mungkin ini karena fatamorgana maya atau ilusi nyata. Entahlah, aku hanya merasa selalu begini sejak aku dititpkan ingatan oleh tuhan.

Senin, 08 Desember 2014

Ikrar dan Nyata

Untung saja manusia diciptakan untuk lahir dan mati hanya sekali. Kalau tidak, mungkin aku telah mati berkali-kali setiap kali ku membunuh rasa ini. Mungkin harus meregang nyawa, namun itu tak sebanding dengan perih yang dirasakan jiwa. Entah apa yang membuatnya begitu tertatih. Rasa ini telah membuat umur melayang percuma. Tapi, ini lebih bermakna daripada harus tersesat dalam kepandiran. Ikrar demi ikrar terjalin, namun semua hanya isapan jempol belaka.

Selasa, 25 November 2014

Mrs. Thompson dan Little Teddy

Guru adalah manusia biasa. Mereka pernah berbuat salah dan tidak selalu menyenangkan. Tapi mereka mau berubah dan memperbaiki diri. Mereka mempunyai pandangan yang lebih terbuka, sehingga mereka dinamakan ‘guru’.

Kisah Mrs. Thompson dimulai saat ia berdiri sebagai guru di depan kelas 5 pada hari pertama sekolah. Seperti kebanyakan guru yang berbasa-basi, dia mengatakan ketidakbenaran kepada anak-anak didiknya. Ia memandang ke seluruh murid dan berkata bahwa ia mencintai mereka semua sama. Namun, itu tidak mungkin, karena di barisan depan, duduk merosot di kursinya, ada seorang anak kecil bernama Teddy Stoddard.

Mrs. Thompson sudah mengawasi Teddy sejak setahun sebelumnya dan ia memerhatikan bahwa anak ini tidak bermain dengan baik bersama anak-anak lain. Bajunya morat marit dan penampilannya yang kucel terlihat seperti anak yang selalu perlu untuk dimandikan. Selain itu, Teddy bisa berubah menjadi anak yang tidak menyenangkan bagi anak lainnya.

Rasa tidak suka kepada Teddy pun muncul dalam diri Mrs. Thompson. Rasa tidak suka yang sampai ke titik di mana Mrs Thompson benar-benar akan merasa senang menandai kertas ulangan Teddy dengan tinta merah besar, membuat “X” tebal dan kemudian menempatkan nilai "F" besar di atas kertas. Seolah dengan itu semua Mrs. Thompson mempertegas kualitas Teddy sebagai seorang murid di sekolah itu.

Suatu ketika, sekolah tempat Mrs.Thompson mengajar, memintanya untuk melihat catatan masa lalu tiap anak. Mrs. Thompson pun mencari tahu catatan masa lalu tiap anak dari guru-guru di kelas sebelumnya. Karena tidak tertarik, ia membiarkan cacatan Teddy di giliran terakhir. Namun, ketika membaca catatan Teddy, Mrs. Thompson terkejut.

Guru kelas 1 Teddy menulis, "Teddy adalah anak pintar dengan tawa yang siap lepas setiap saat. Dia bekerja dengan rapi dan memiliki sikap yang baik ... dia adalah sukacita untuk siapapun yang berada di sekitarnya .."

Guru kelas 2 Teddy menulis, "Teddy adalah murid yang sempurna, sangat disukai oleh seluruh temannya, tetapi ia terganggu karena ibunya memiliki penyakit yang menjadikannya kritis, saat-saat Teddy di rumahnya pastilah saat yang sulit."

Guru kelas 3 Teddy menulis, "Kematian ibunya adalah hal yang sulit baginya. Dia mencoba untuk melakukan yang terbaik, tetapi ayahnya tidak menunjukkan ketertarikan padanya dan kehidupan di rumah akan segera mempengaruhinya jika tidak ada langkah-langkah yang diambil."

Guru kelas 4 Teddy menulis, "Teddy menjadi mundur dan tidak menunjukkan ketertarikan di sekolah. Dia tidak punya banyak teman dan terkadang tertidur di kelas."

Setelah itu, Mrs. Thompson menyadari masalahnya dan dia malu terhadap dirinya sendiri. Suatu hari, di saat perayaan Natal di jelas, ia merasa tidak enak ketika murid-muridnya membawa hadiah natal, dibungkus dengan pita cantik dan kertas yang menyala, kecuali pemberian Teddy. Hadiah dari Teddy dibungkus kertas kardus cokelat. Mrs Thompson dengan susah payah membukanya di tengah hadiah lainnya. Beberapa anak mulai tertawa saat melihat hadiah itu adalah gelang batu dimana beberapa batunya telah hilang, dan sebuah botol yang berisi seperempat penuh parfum. Mrs Thompson menghentikan tawa anak-anak ketika dia berseru betapa cantiknya gelang itu, mengenakannya di tangannya, dan mengoleskan sedikit parfum di pergelangan tangannya. Seusai perayaan Natal itu, Teddy Stoddard tetap tinggal di sekolah hari itu, ia menunggu cukup lama untuk kemudian mengatakan, "Mrs Thompson, hari ini bau wangi Anda seperti ibu saya dulu." Setelah anak-anak pergi, Mrs. Thompson menangis selama setidaknya satu jam.

Pada hari itu, ia memahami bahwa menjadi guru bukan soal mengajar membaca, menulis dan berhitung. Ia sadar bahwa tugasnya adalah mendidik anak-anak untuk perkembangan mereka. Mrs. Thompson kemudian memberi perhatian khusus kepada Teddy. Saat Mrs. Thompson mulai bekerja dengan Teddy, datanglah pikiran yang membuat Teddy merasa hidup. Semakin Mrs. Thompson mendorongnya, semakin cepat Teddy memberikan respon. Pada akhir tahun, Teddy menjadi salah satu anak terpandai di kelas. Tidak mungkin Mrs. Thompson akan berbohong dengan mengatakan bahwa ia mencintai semua anak-anak secara sama, karena mereka memang tidak sama, dan cinta hanya bisa dirasakan ketika diberikan personal atau spesial, ke masing-masing orang.

Setahun kemudian, dia menemukan catatan di bawah pintu, dari Teddy, yang mengatakan bahwa ia adalah guru terbaik yang pernah dimiliki sepanjang hidupnya.

Enam tahun berlalu sebelum ia mendapat catatan lain dari Teddy. Dia kemudian menulis bahwa ia telah lulus SMA, rangking ketiga di kelasnya, dan masih menuliskan bahwa dia adalah guru terbaik yang pernah dimiliki dalam hidup.

Empat tahun setelah itu, Mrs. Thompson menerima surat yang lain, mengatakan bahwa ketika keadaan sedang sulit, ia harus tinggal di sekolah, dan disibukkan oleh studinya, dan akan segera lulus dari akademi dengan penghargaan tertinggi. Teddy meyakinkan Mrs. Thompson bahwa dia masih yang terbaik guru dan yang paling dia sukai yang pernah dimiliki sepanjang hidupnya.

Kemudian empat tahun berlalu dan surat yang lain datang. Kali ini Teddy menjelaskan bahwa dirinya telah menyelesaikan gelar sarjananya, dia memutuskan untuk pergi melanjutkan studinya. Surat itu menjelaskan bahwa dia masih yang terbaik dan guru favorit guru yang pernah dimiliki. Tapi sekarang, Mrs Thompson melihat nama Teddy sedikit lebih panjang .... Surat itu ditandatangani, Theodore F. Stoddard, MD.

Cerita tidak berakhir di sana. Ada lagi surat lain yang musim semi. Teddy mengatakan ia telah bertemu dengan seorang gadis dan akan menikah. Dia menjelaskan bahwa ayahnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu dan dia berharap Mrs. Thompson bersedia duduk di pernikahan di tempat yang biasanya disediakan untuk ibu pengantin.

Tentu saja, Mrs Thompson bersedia. Dan coba tebak? Mrs Thompson mengenakan  gelang, yang beberapa batunya hilang, pemberian Teddy dulu. Selain itu, ia memastikan dia memakai parfum yang membuat Teddy teringat ibunya.

Di hari pernikahan, Mrs. Thompson dan Teddy Stoddrard saling berpelukan, dan Dr Stoddard berbisik di telinga Mrs. Thompson, "Terima kasih Mrs. Thompson untuk mempercayai saya. Terima kasih banyak untuk membuat saya merasa penting dan menunjukkan bahwa saya bisa membuat perbedaan."

Mrs. Thompson dengan air mata berlinang, balik berbisik. Dia berkata, "Teddy, kau sepenuhnya salah. Justru kau adalah orang yang mengajari saya bahwa saya bisa membuat perbedaan. Saya tidak tahu bagaimana caranya mengajar sampai bertemu denganmu."

Kisah di atas adalah sebuah kisah yang telah banyak diangkat dalam buku-buku inspiratif internasional. Cerita itu adalah cerita fiksi yang ditulis oleh Elizabeth Silance Ballard dan dipublikasikan di Home Life magazinepada tahun 1976.

Elizabeth dalam cerita tersebut ingin menjelaskan kepada pembacanya bahwa guru bukan manusia sempurna. Mereka juga pernah punya pikiran negatif selayaknya manusia biasa. Tapi apa yang menjadi spesial dalam diri mereka adalah kemampuan mereka untuk membuka pikiran dan mau memperbaiki diri. Hal inilah yang dianggap Elizabeth harus diketahui semua orang. Hal spesial tersebut yang menurutnya sebuah kemampuan guru sehingag bisa mengajarkan muridnya menuju ke arah yang lebih baik.

Source : “Excellent Happiness” oleh Audifax, konsultan Institut Ilmu Sosial Alternatif (IISA) dan kontributor Majalah LuarBiasa

Sumber: http://www.andriewongso.com/articles/details/14101/Mrs-Thompson-dan-Little-Teddy

Sabtu, 22 November 2014

Sesal

Selalu saja hati tak ingin
Namun raga tak kuasa menolak
Bak terhipnotis
Sesal kan menyadarkan

Jumat, 21 November 2014

Pergantian Musim Kedua

Teringat dua tahun silam
Kali pertama menjejakkan kaki di sini
Setelah membelah pekat semalaman suntuk
Melewati lembah dan pegunungan yang menanjak

Berjuta warna Bumi Nikel menyambut dengan hangat
Hiruk pikuk kehidupan tambang,
Kepulan asap pabrik membumbung tinggi,
Deru raft Danau Matano tiada henti terngiang

Namun, rindu selalu saja membuncah di kala senja
Entah apa yang membuat jiwa kian betah dengan fatamorgana
Untung pagi selalu membawa kanvas baru tatkala ia menyapa
Ya, selalu ada terang setelah gelap menyelimuti

Di sinilah universitas tinggi ilmu kehidupan itu
Tempat mencetak asa dan rasa yang baru
Disilah perbinacangan hati bermunculan
Mungkinkah jiwa kan seperti dulu meski waktu bermetamorfosis??

Hanya waktu yang mampu menjawab
Biarkan semua berjalan seperti semestinya
Hingga saat yudisium dari universitas ini tiba


Bumi Nikel, 21 November 2014

Senin, 03 November 2014

Senja dan Rasaku

Senja kali ini begitu temaram
Rasa pun seakan terdiam
Baru saja hari pertama di sini
Setelah ritual itu usai

Namun, entah mengapa senja kali ini begitu muram
Padahal mentari dengan riangnya menyambut pagi tadi
Sepoi pun mengalun sendu seolah mengisahkan pilu
Cicit burung hanya sesekali terdengar dari kejauhan

Mungkin telingaku telah dipenuhi kisah haru
Mataku sudah tak kuasa mengeluarkan bilur risau
Hatiku telah mati rasa untuk gamang

Hanya harap yang membuat terus melangkah
Mengejar mega-mega jingga
Berharap kisah ini indah hingga ujung senja

Minggu, 02 November 2014

Ritual Awal November

Hari ini kembali ku membunuh rasa itu
Telah ku kafankan dan ku kuburkan
Di bawah pohon asam belakang rumah
Harapku agar kau tenang di sana
Dan di sini,
Aku kan tetap melanjutkan hidup

Kamis, 30 Oktober 2014

Ujung Senja

Karena rindu adalah candu
Ia kan mengalir bersama aliran darah
Ia kan berembus bersama embusan napas
Ia kan merasuk ke dalam jiwa
Dan ian kan mengental dan berjelaga
Tatkala senja telah tiba,,,

Rabu, 29 Oktober 2014

Retorika Kalbu

Begitu banyak nikmat yang Allah telah beri
Namun, hati seringkali mangkir dan iri
Entah nikmat yang mana tak didustakan
Selalu saja ia protes dan enggan menerima

Bukankah napas yang berembus adalah nikmat?
Bukankah matahari dan senja anugerah?
Bukankah raga dan jiwa yang sehat adalah kado terindah?
Bukankah sepasang bidadari adalah hadiah yang tak ternilai?

Mengapa harus fokus pada pintu yang tertutup?
Mengapa harus bergantung pada akar lapuk
Bukankah Allah telah memberi pintu dan rotan untukmu

Tenanglah,,,
Meski raga sendiri
Jangan biarkan jiwa sendiri
Allah kan selalu mendekapmu dengan segala kebaikan-Nya

Selasa, 28 Oktober 2014

Benci Menjadikan Buta

Sudah sangat biasa, tatkala kita tidak suka dengan seseorang pasti mata akan fokus dengan segala kekurangannya. Kita mendadak lupa dan menutup mata akan segudang kelebihannya. Berusahalah memanage hati, diam dan resapilah, tak ada manusia tercipta  sempurna.

**Tamzir#TM

Bangunlah Wahai Pemuda

Untukmu wahai pemuda Indonesia
Kepakkan kreasimu tuk melukis cakrawala
Singsingkan lengan bajumu tuk menggapai asa
Tegakkan kepalamu tuk mewujudkan cita-cita

Tak ada yang mampu menghentikan langkahmu
Tak ada yang bisa menghadang niat baikmu
Tak ada yang kuasa membentangi aspirasimu
Tatkala engkau merangkul dalam jiwa yang satu

Lawan segala pembodohan mereka
Bongkar segala kebohongan mulut manis penguasa
Bakar segala kelam dari tongkah laku mereka
Biarkan jelaga perjuangan kembali membara

Tak perlu kau mencibir dengan kata kasar
Dusta kau lawan dengan dusta belaka
Tak perlu kau mencoreng muka dengan dosa
Tak perlu kau membuang harga diri
Dengan kata-kata kotor
Dengan tingkah konyol dan anarkisme

Cukup mereka yang mengoyak citra bangsa
Dengan segalah ulahnya
Dengan segala kebobrokannya
Dengan segala manipulasi polotiknya

Tunjukkan pada mereka cara berkonfrontasi
Berkonfrontasi dengan elegan tanpa noda dan dosa
Ajari mereka membangun bangsa
Membangun tanpa pamrih
Dengan menjunjung tinggi nilai pancasila
Menuju Indonesia Satu yang lebih hebat
Bertanah air satu,
Berbangsa satu,
Berbahasa satu,
Bersatu dalam jiwa Indonesia

BumiNikel,  28 Oktober 2014

Senin, 27 Oktober 2014

Berdamai dengan Hati

Sungguh sulit untuk berdamai dengan hati. Ibarat melawan arus angin yang menerjang. Namun, harus tetap tersenyum dan terus bertahan hingga merasa nyaman dan terbiasa. Hanya butuh tenaga ekstra untuk memulai.
#KeepSmiles #KeepEndurance

**Tamzir#TM

Minggu, 26 Oktober 2014

Skenario Tuhan

Tuhan adalah penulis skenario hidup
Ia telah melukiskan hidup dengan sempurna
Ia mendatangkan ujian dalam berbagai bentuk
Susah, senang, sedih, sepi, haru, tawa
Kasih, sayang, rindu, benci, sua, pisah
Semua adalah ujiannya
Namun,
Bukan perpisahan yang membuat hati pilu
Bukan saling meninggalkan yang nenyisakan lara
Jiwa yang berpisah
Dan satu hati merindulah yang meregang nyawa
Semakin berusaha tuk ikhlas
Semakin rindu dan benci membuncah
Meracuni pikiran positif
Hanya bisa melukai diri
Meremukkan jiwa demi kesembuhan luka
Entah mengapa,
Ikhlas begitu sulit adanya
Hanya kuasa Tuhan yang mampu membuat kembali
Utuh ....

BumiNikel, 26Okt'14

Jumat, 24 Oktober 2014

Cinta Sang Mahacinta

Tak perlu ku tuliskan segala inginku
Tak perlu ku lukiskan segala keluhku
Biarkan aku berbicara kepada Penciptaku
Biarkan aku berdialog dengan jiwaku
Dialah yang paling mengerti
Dialah yang paling tahu
Kasih-Nya tak berbatas
Cinta-Nya pun tak bersyarat
Dialah awal segala hidup
Dia pula tempat jiwa kembali
Mengapa harus tak yakin???
Bukankah sudah jelas tertulis dalam kitab-Nya???
Dialah yang memberi hidup
Dialah sutradara dari hidup dan kehidupan
Dia yang paling mengerti dan memahami
Yang baik dan buruk untuk jiwa-jiwa yang Ia ciptakan
Berprasangka baiklah,,,
Ia takkan membiarkan sendiri
Meski begitu sering engkau lupa akan hadir-Nya
Dia telah menciptakan manusia dengan bentuk terindah
Menutup segala noda dan luka dengan kasih-Nya
Masihkah mangkir???
Bersyukurlah,,,,

Perihku, Anugerah-Mu

Terima kasih Tuhan
Engkau telah mengenalkanku pada rasa ini
Engkau telah mengajarkanku cara berdamai
Engkau telah menunjukkanku siapa sejati
Meski aku tertatih,
Aku kan tetap berjalan
Menelusuri lika-liku kisah yang Kau gariskan
Mencoba menikmati suratan yang Kau tuliskan
Hingga saatnya tiba
Engkau kan menggantinya dengan warna baru
Aku kan bersimpuh dan bersujud
Sembari mengucap syukur atas cobaan-Mu
Hingga aku bisa berdiri tegar ....
Aku kan berterima kasih dengan segala perih ini ....

Ibu, Anugerah Terindah

Setidaknya aku masih punya keluarga yang lengkap, jasmani yang kuat, rohani yang sehat, meski terkadang psikologi melemah. Aku masih punya orang tua, terutama ibu. Ibu memang paling mengerti. Meski aku tak pernah mengumbar sayang untuknya, tapi dia sangat tahu bahwa kami, anak-anaknya, sangat mencintai dan menyayanginya. Beliau pun seperti itu, ia tak pernah memanjakan kami dengan segala kesenangan duniawi atau pun dengan hadiah mewah, tapi kasih sayang, perhatian, dan doanya tak dapat diragukan lagi. Kata-katanya bak hujan di tengah kemarau panjang. Begitu sederhana kisah kami, tak ada ikrar secara lisan, namun hati kami selalu menyatu, tak terpisah oleh jarak dan waktu meski raga tak bersama. Tak ada yang dapat mengganti kisah ini dengan apapun samapai kapanpun.

#BukanIkrarMaya

BumiNikel, 24 Oktober 2014

Tak Ingin Lupa

Bukannya aku lupa
Justru aku selalu ingat
Ikrar itu selalu hadir di setiap hembusan napasku
Semakin aku tak ingin
Bayangannya semakin mengental dan kian menyiksa
Aku tak mau lupa
Aku hanya tak ingin menjadikannya kambing hitam
Setiap sendiri dan sepi datang padaku
Tapi,
Semakin tak ingin
Bayang itu semakin membuai,,,

Kamis, 23 Oktober 2014

Sendiri dan Saupi

Malam memang tak selamnya kelam
Di sini pun ada banyak keindahan
Menengadalah
Pekat yang kau temui kan bertaburkan gemintang
Ia tak sehampa yang mereka perbincangkan
Pandanglah kerlap kerlipnya
Kelak kau kan mengucap syukur atas anugerah-Nya

Ya,,,
Sendiri pun tak selamanya saupi
Ada banyak kata yang dapat kau untai
Bergeraklah
Temukan sejuta pesona dari dunia yang kau cipta
Di sana ada jutaan petuah yang kau temui
Ia tak membosankan seperti yang mereka pikir
Nikmati dan resapilah
Kelak kau akan tersadar
Ada sejuta nikmat yang telah kau dustakan

Kembalilah
Bersyukurlah,,,,

#BumiNikel, 22 Oktober 2014

*Tamzir#TM

Selasa, 21 Oktober 2014

Perpisahan

Dan ketika semua bermuara pada ujung
Ketika waktu memaksa jiwa tuk berpisah
Ketika asa harus terhenti tanpa arah
Tak ada yang bisa membendung haru
Semua akan terisak
Entah mengapa dada begitu sesak
Hati berkecamuk
Semua salah hilang sekejap tak berjejak
Mungkin itu penghargaan untuk jiwa yang pergi

Bulan Ke-23

Sudah dua puluh tiga bulan hari ini
Raga bercengkerama dengan Bumi Nikel
Sudah banyak makan asam garam di sini
Namun, entah mengapa jiwa masih saja labil
Tatapan dan jiwa terkadang begitu kosong
Dan seringkali ia berontak dengan keadaan

Memang paradoks tak lagi menyapa sesering dahulu
Ia tak lagi membuai dan menenggelamkan rasa
Atau sekadar memporak-porandakan impian
Tapi, nyata terkadang begitu membingungkan
Terkadang ia berkamuflase dengan rindu

Apakah ini pertanda bahwa aku masih hidup?
Apakah ini ujian untuk lebih kuat bertahan di sini?
Harapan baik tak pernah mati dalam benakku
Ia selalu membuatku berdiri tegak
Semoga, kelak di bulan kedua puluh empat
Kisah indah kan menyapa
Tak ada lagi karut marut seperti ini
I hope it ...

#BumiNikel, 21 Oktober 2014

Senin, 20 Oktober 2014

Tujuan Belajar

Tujuan utama belajar bukanlah untuk mendapat nilai tertinggi pada kompetensi tertentu, melainkan mengajari pembelajar untuk memahami suatu proses (mencari solusi, menyelesaikan, dan mengomunikasikan) serta menyikapi suatu masalah.

*Tamzir#TM

Hidup dan Remedial

Menjalani hidup memang ibarat mengikuti ulangan. Kita tidak boleh putus asa kalau belum lulus. Kita harus tetap semangat untuk mengikuti remedial karena remedial bukanlah sebuah aib. Dalam hidup, kita tak boleh berputus asa. Meski planning tak seindah realita, kita harus terus mencoba dan pantang menyerah. #Analogi

*Tamzir#TM

Tantangan dan Masalah

Semua manusia memiliki tantangan dan masalah sesuai dengan kemampuannya. Jangan pernah berhenti belajar mencari solusi meski terkadang jalan keluar tak pernah terlihat. Percayalah tak ada yang tak mungkin jika Tuhan telah berkehendak.

*Tamzir#TM

Tentang Keputusan

Keputusan memang selalu melahirkan pro dan kontra. Tak usah risau, hujan saja yang sudah jelas-jelas tertulis sebagai ANUGERAH dalam kitab Allah masih saja kita cemooh dan komplain. Parahnya lagi terkadang kita mengutuknya.

Hidup memang seperti itu. Semua hanya butuh hati yang luas dan semangat kanan untuk selalu berdamai dengan segala kondisi.

*Tamzir#TM

Kamis, 16 Oktober 2014

Kisah Tak Berwajah

Pertengahan kemarau Oktober telah berlalu
Angin lembab telah berhembus dalam diam
Purnama di bulan Dzulhijjah pun telah berpamit
Namun, rasa semakin memuncak dan kian bertalu
Raga tertatih dalam buaian semu yang semakin kelam
Jiwa telah lelah dalam pergolakan yang kian rumit

Entah mengapa ...
Kisah ini seolah tak menemui koda
Komplikasi demi komplikasi telah merumit
Semua terjalin begitu apik membentuk klimaks

Entah kapan ...
Evaluasi yang dulu mulai tampak
Kini tak pernah lagi menyapa
Ia menghilang dan semua berubah jadi kelam

Aku tak menegerti,
Semua makin rumit
Dan aku kehilangan rupa

#BumiNikel, 16 Oktober 2014

Minggu, 12 Oktober 2014

Gerimis di Tengah Kemarau Oktober

Bukan cinta yang membuatku jatuh
Terhempas dalam luka dalam
Bukan pula sayang yang membuatku lemah
Hingga tak mampu menikmati kelam

Aku cuma tak ingin berseteru dengan perisai
Aku tak mau berseteru dengan imaji
Atau tak hendak berseteru dengan badai
Aku hanya ingin bersahabat dengan suratan Ilahi

Namun, apa daya
Hati begitu sempit
Warna-warna indah mental begitu saja
Hati begitu mudah terbolak-balikkan

Ketegaran yang dulu bertakhta
Kini telah menjadi bumerang
Ia menjadikan segala penjuru sebagai musuh
Ia memberontak dan mangkir dari nurani
Meski tak ada niat tuk melukai siapapun
Namun, selalu saja ada aksioma yang lahir
Di setiap aksi brutalnya

Aku cuma merindukan kehangatan yang pernah kita miliki
Aku hanya tak ingin mati  dan terkubur dalam kesedihan ini
Aku begitu jenuh dengan semua kebekuan yang abadi
Aku begitu merindukan bingkisan kisah indah penuh arti
Kisah yang pernah kita ikrarkan akan selalu ada di hati

Yah, aku sangat merindukan itu
Aku telah terjebak dalam ruang imaji
Terjebak dalam kekhawatiran yang tak beralasan
Takut akan kehilanganmu adalah neraka bagiku

Ternyata benar adanya,
"Sahabat adalah jiwa yang berada pada tubuh orang lain"

Aku begitu lemah tanpanya
Hilang dan terombang-ambing
Kacau
Tak menentu
Kelam
Tak berwarna

Namun, hidup harus terus berjalan
Bukankah sahabat adalah ujian?
Bukankah sahabat harus terlahir tanpa seteru?

Ya, persahabatan memang ibarat pelangi
Ia akan tampak tatkala gerimis dan mentari bersua
Ya, aku berharap pelangi itu akan bertakhta 
Meski gerimis berkepanjangan menyapa kita

Ya, harapku seperti itu ....

:) ;)

(Teruntuk sahabatku, saudara, teman, dan adik yang ku kenal di akhir Agustus 2013, Pasca-Idul Fitri 1434 Hijriah)

(Bumi Nikel, 12 Oktober 2014)

Jumat, 10 Oktober 2014

Coretan Malam

Hanya butuh menundukkan hati
Meleburkan diri dalam rutinitas
Membiarkan raga terus berlari
Berlari dari bayang semu yang miris
Semua demi keteduhan jiwa ,,,

Quotes Twitter

Tuhan lebih tahu skenario terbaik untuk hamba-Nya. Semua kan lebih indah daripada pergantian senja dan malam. Percayalah ‪#‎TM‬

Pekat Berganti Pagi

Usah lagi mengutuk pekat yang kelam
Tanpanya, mentari pagi memerah tak memikat
Ia kan menjadi hambar dan biasa saja
Bersyukurlah telah bertemu keduanya
Biarkan merahnya merasuk dalam jiwa
Menerangi relung palung jiwa
Menghangatkan dinginnya kalbu

Rabu, 08 Oktober 2014

Sahabat Sejati

Kalau memang sejati
Ia kan selalu mencari
Bukan mencari dalam diam
Apalagi saling mencipta kelam
Ia sebenarnya bukan kebutuhan
Melainkan saling membutuhkan
Tanpanya, ada yang hilang dalam jiwa
Hidup menjadi pincang dan merana

Purnama di Ujung Kelam

Purnama yang ditunggu telah tiba
Namun, entah mengapa
Rasanya masih begitu hambar
Jiwanya pun makin memudar
Ia yang telah berlalu buakannya meluntur
Ia kian kental dan merasuk ke dalam jiwa
Temaram masih saja setia dengan muramnya
Tak ada pertanda gilang gemilang kan tiba
Mungkin aku telah kehilangan separuh jiwa
Semua kian redup
Kian sendu
Kian hampa
Kian beku
Dan hilang ...

Kamis, 02 Oktober 2014

Ikrar di Ujung Purnama

Bukankah kita telah berikrar untuk selalu bertemu di setiap purnama??
Memang kita tak seperti pekat tempat berlabuhnya segala penat
Namun, bukankah kita selalu saling memuja lewat hembusan sepoi??
Bukankah kita selalu saling sapa lewat kerlingan kejora??
Meski terkadang sapaan itu tak berbalas dengan alibi kumulus dan nimbostratus
Tidakkah kau rasa itu?
Tapi, tenang
Aku kan selalu mengalihkannya pada fajar yang setia menyingsing pekat
Ya,,, selama aku bisa

Selasa, 30 September 2014

Siklus Hidrologi

Aku hanya tak ingin menjadi tititk hujan
Titik hujan yang jatuh pada pelimbahan
Atau sekadar  air hujan yang mengalir
Yang pada akhirnya bermuara pada sungai
Atau bahkan menembus lapisan air tanah dalam ...
Inginku begitu sederhana
Merembes pada tanah gersang
Berbaur dengan sari-sari tanah
Hingga akhirnya mengalir dalam jaringan tetumbuhan
Mungkin aku sudah jenuh dengan siklus hidrologi,
Berevavorasi karena terik
Terbawa oleh sang bayu
Membentuk mega-mega di langit biru
Dan akhirnya berkondensasi pada rupa yang sama ....


#BumiNikel di Penghujung September (30/9/'14)


Antara Cobaan dan Godaan

Di penghujung malam yang sepi
Hati kembali teriak dan berontak
Segudag pilu tak dapat ia tampung
Semua seolah menyatu dan menggunung
Telah ku jadikan ia penenang untuk luka ini
Telah ku jadikan ia pengering tuk bilur ini
Namun, betapa naifnya aku
Melukiskan skestsa di atas skesta lama
Menorehkan abu-abu di atas kelam
Menghilangkan candu dengan candu yang baru
Ini bukan kehendak Tuhan
Ini hanyalah aksioma dari jiwa pendosa
Ini bukan cobaan
Ini hanyalah godaan agar ku terjerumus
Terjerumus dalam kelam yang miris
Entah bagaimana caranya tuk menjauh
Aku tak mau bejibaku dalam kelam ini
Luka terobati dengan luka baru
Khianat berbalaskan dengan khianat baru
Aku sudah lelah dan letih dalam kisah ini
Pikiranku karut marut dengan goresan ini
Ku ingin seberkas sinar itu segera tiba
Membawa jiwa pada raga yang didambakan-Nya

BumiNikel30Sep14#00.00

Senin, 29 September 2014

Aku dan Pekat

Haii Pekat!!!
Tak usah segusar itu
Bulan sabit pamit bukanlah karena ia benci
Ia memang telah ditakdirkan untuk cepat pergi malam ini
Masihkah kau ingat???
Sekarang malam ke-5 Dzulhijjah
Tunggu sepekan lagi
Bersabarlah dengan segala inginmu
Kelak kau kan bersua dengan purnama semalaman suntuk
Tenanglah,
Kali ini biarkan gemintang lebih dekat denganmu
Biarkan ia menemani hingga fajar menyingsing
Ia hanya ingin berkawan denganmu, tak lebih
Bukankah ia telah menggantung di sana sedari tadi??
Bahkan sebelum senja tiba pun
Ia telah menari berkisah pada langit jingga tentangmu
Ia begitu ingin bersua denganmu
Dan biarkanlah aku di sini
Biarkan aku tetap menengadah
Melukiskan rasi bintangku pada lekuk indahmu ....

Jumat, 26 September 2014

Pagi dan Jingga

Sinar mentari merekah dengan jingganya
Hangatnya seketika membangunkan Bumi Nikel
Ia telah terlelap dalam dekapan dingin hujan semalam
Nuansa bening pagi kali ini begitu indah
"Hanya butuh penerimaan yang indah untuk jiwa yang indah"

Sajak Senja

Kesalahan bukanlah ujung sebuah perjalanan
Ia adalah batu loncatan untuk lebih baik
Seperti senja,,,
Ia bukanlah ujung dari segala keindahan
Ia awal dari segala keindahan mutlak
Bagi pemuja senja

Kamis, 25 September 2014

Bukan Aksioma

Terkadang lebih memilih kesibukan fisik yang dalam
Atau sekadar bersenda gurau dalam tidur lelap
Agar luput dari konfrontasi rasa ini
Bukannya lari dari masalah
Hanya sekadar tak inin ada yang terluka

Remedial

Tak boleh jenuh dengan remedial ini. Harus tetap semangat belajar demi kebaikan di masa depan. Toh kalau sudah berhasil, orang tak akan bertanya, "Berapa kali Anda remedial untuk mencapai kesuksesan ini?"

Hilang

Entah mengapa semua seakan melemah
Jiwa yang dulunya begitu tangguh kian tertatih
Imaji yang dulunya penuh dengan warnya 
Kini, hanya kelam yang menyelimutinya
Ada rasa yang hilang
Entah apa dan bagaimana wujudnya
Aku pun tak begitu tahu
Hanya terus mencari 
Dan terus mencari
Meski tak ku tahu pasti 
Namun, entah mengapa
Aku begitu yakin
Wujudnya benar adanya,,,

Sajak Pagi

Dan pagi adalah penawar kelam
Tempat jiwa-jiwa kembali bangkit
"Bukankah ini anugerah setelah kematian sesaat?"


#BumiNikel25Sep'14

Jangan Salahkan Jarak

Akrab saat bersama itu sudah sangat biasa
Seperti malam dan pekat yang tak terpisahkan
Bak mentari siang dan teriknya yang menyatu
Namun,
Akrab ketika berpisah itulah yang luar biasa
Laksana gemintang selalu ada tanpa pamrih
Ibarat ruh yang tak pernah ingkar kepada penciptanya

Kamis, 19 Juni 2014

Gejolak Perjuanganmu

Teriakmu membuat penguasa bergetar
Barisan yang kau buat mengalahkan baja
Semua itu demi kepentingan rakyat
Rakyat yang kau pertaruhkan dengan nyawamu

Namun, tahukah engkau,,,
Masih banyak dari mereka
Tak mengerti makna perjuanganmu
Mereka seolah berpicing mata
Bahkan mereka terkadang mengutuk aksimu

Bau karet dari ban yang kau bakar di lintas kota
Asap hitam membumbung pertanda amarahmu
Namun, kini hanya tinggal jelaga yang berserakan
Mereka tak acuh dengan ritual itu

Mereka memilih bungkam dan memcaci dalam hati
Wajahmu telah tercoreng di luar sana
Namun, aku tahu
Niat sucimu takkan menciut sedikit pun

Untukmu mahasiswa Kota Daeng
Sekarang saatnya engkau bangkit
Bangkit dari segala wajah buruk pendahulumu
Kibarkan damai dalam aksimu
Kaulah agen perubahan yang mereka butuhkan

Selasa, 17 Juni 2014

Solilokui

Mungkin sekarang ia adalah jingga
Namun, hujan terkadang menjadikannya kelabu
Anomali bukanlah hal baruIa telah menjadi sahabat sejati
Aku terkadang memicingkan mataMenilik kisah-kisah yang telah usai
Menyelami asa yang masih mengawang
Namun, tekadku takkan pernah surut
Aku berharap, kelak kan bersua dengannya
Dan itu bukan sekadar imaji belaka ...
Namun, aroma perbincangan itu begitu kuatIa terus berkoar...
Ia menggoyahkan tekad yang telah tersusun apik
Dan aku takkan membiarkan semuanya luluh lantah
Aku hanya menengadah ke langit biru
Dan membiarkan senyum terus menari di udara
Meski perbincangan hati seolah takkan mereda...

"Tuhan terkadang membolak-balikkan hati supaya kita mendapat pelajaran dari dua sisi kehidupan ini" #TM

Rasaku

Semua berkoar menghakimiku
Tak ada satu pun yang peduli
Lembaran kisah itu terpampang nyata di depan mata
Ia bak sinema dengan full HD
Rasanya kuingin menghilang
Dan tak kembali
Namun, di sisi lain
Bayang-bayang wajah sepasang bidadariku
Dan peri-perinya tertunduk lesu
Aku masih belum bisa menebus jasa mereka...
Aku kembali tersungkur ke tanah
Air mata bercucuran dengam derasnya
Aku tak bisa menyalahkan mereka...
Mungkin inilah caraku bunuh diri perlahan
Meski aku tak yakin akan menyesal nantinya...

Rabu, 07 Mei 2014

Hening

Mungkin aku terlalu benci dengan riuh
Aku pun tak terlalu cinta dengan hening
Meski di sana aku dapat bersua dengan beragam imaji
Namun, kelam selalu bertahta di akhir setiap cerita
Aku tak mau tenggelam dalam kelam ini
Jiwaku bergolak dan terus meronta
Ragaku hanya tersungkur
Ia begitu merapuh...
Imaji pun kembali membeku
"Biarkanku dalam beku, Aku tak mau berkonfrontasi dengan PARADOKS"

Selasa, 06 Mei 2014

Sebelas

Entah apa yang menarik tentangmu
Imajiku selalu terpusat padamu
Meski semua masih sangat abu-abu
Ragaku serasa kosong
Jiwa telah pergi dan entah kapan kembali
Mungkin ia telah jenuh dengan konfrontasi kemarin
Aku memang kadang tahan
Namun, aku lebih terbiasa bunuh diri secara perlahan


Bumi Nikel, 5-6 Mei 2014

Sabtu, 03 Mei 2014

Bukannya Aku Lupa

April memang telah berlalu
Maaf, aku tak pernah bersua denganmu
Tak ada larik indah yang tercipta
Hanya sekadar sapa pun aku tiada
Aku beku dalam duniaku,,,
Maaf karena ragaku tak bersamau
Meski di sini, jiwaku selalu memeluk jiwamu
Namun, semuanya tak cukup
Aku pun sadar akan itu...
Kini, Mei telah menyapa

Dan aku kembali di sini...

Jumat, 21 Maret 2014

Karena Inginku Berbatas Cakrawala

Riuh angin menyapa tatkala kabar tentangmu berlagu
Entah mengapa hati menjadi satu frekuensi dengan hadirmu
Semua tertuju pada inginku yang tak pernah berwajah sebelumnya
Namun, semua terbatas, ada sekat begitu kokoh menghalagi
Kini...
Tak dapat kuraba 
Task dapat kurasa semua asa tentangmu
Segalanya seolah mengabur
Semua perlahan berlarian, berhamburan menuju cakrawala
Mungkin kelak ku kan menemuimu kembali...

Bumi Nikel, 21 Maret 2014

Rabu, 19 Maret 2014

"Dan Jadilah Akar" Katanya

Mungkin hati telah terlanjur buram dengan segala karunia dari-Nya
Meski hati berkoar, namu ia tak pernah bergeming
Ia selalu saja meratapi segala luka dan lara yang ia dekap
Namun,,,
Tatkala kau kisahkan tentang cemara, pohon berdaun rimbun,
Serta akar yang tak pernah letih mencari kehidupan,
Saat itu muncul suar dalam kelam
Secercah cahaya mulai terbersit menyayat kelam
Ada sedikit kuncup yang mulai tumbuh dari jiwa yang mulai gersang
Kisah tentang akar yang kau kisahkan mungkin benar...
Aku tak boleh terlalu larut dan mematikan asaku perlahan-lahan
Terlalu naif membiarkan napas yang Ia beri terbuang tanpa makna
Mengisi setiap hembusannya dengan keluhku...
Kini ku mulai berjalan, 
Menjadi akar yang tak pernah lelah mencari makna
Dibalik anugerah yang Ia hadiahkan kepada jiwa ini...

Bumi Nikel, 19 Maret 2014

Maret tak lagi GEGANA :D

Jumat, 14 Maret 2014

Ajari Aku


Ajari aku mencintaimu
Agar aku lupa akan waktu yang bergulir
Ajari aku menyayangmu
Agar aku tak terbuai dengan semilir
Ajari aku mengasihimu
Agar aku tak risau akan kurangmu
Ajari aku merindukanmu
Agar aku telah terbiasa jika tanpamu,,,


(Bumi Nikel, 14 Maret 2014)

Rabu, 12 Maret 2014

Ze dan Perisai

Pekikan-pekikan senja semakin riuh bak arak-arakan sang raja
Jiwa terbangun dari pembaringannya menuju celah-celah rindu 
Kembali ia tersungkur... 
Rindu yang ia peluk semakin membuncah dan meleleh
Bukannya ia berpikir menengadah pada langit hijau ataupun menengadah mentari
Ia hanya ingin sekadar membasuh wajahnya dengan rona jingga seperti mereka,
Mereka yang selalu bermandikan jingga di kala senja 

Dan kini...
Ia kembali berdiri di ujung senja
Imajinya membumbung menembus batas senja 
Namun.. 
Lara masih memeluk raganya erat-erat 
Biarlah pekat menghapus jejak-jejak lara pada tubuhnya

https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(3 Oktober 2012 pukul 16:16)

12 12 '12

Pekat seolah pamit dengan begitu sendu
Bayu hanya bisa mengantarnya ke gerbang fajar 
Kala itu sang embun bersiap memberikan atraksi terbarunya
Burung-burung pun berlatih vokal ingin memperdengarkan kicau termerdunya

Entah mengapa bayangan kelam menyapa
Tak ingin ia datang kembali
Tak ingin bersua dengannya lagi
Tak ingin ia seperti yang sang embun datang dan pergi
Tatkala sang embun merapal doa di cekungan dedaunan, 
Ku ingin ia mendoakan agar bayang kelam tak lagi menyapaku 
Biarkan mentari melalap bayang kelam itu
Biarkan ia pamit dan tak kembali lagi... 

#Asa

https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(12 Desember 2012 pukul 4:16)

Sepi Bukanlah Antagonis

Kali ini mentari tak pamit kepada mega-mega jingga 
Langit senja begitu teduh 
Hanya sepi yang berliuk di sana 
Ia sesekali berlarian bersama sepoi 
Ia berbisik "Ikrar baru telah lahir." 
Bukan kali pertama ikrar itu terukir 
Begitu mudah terombang ambing dalam lautan sepi...


https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(12 Maret 2013 pukul 17:21)

Sepenggal Kisah Lalu (Sebab-muzhab)

Dunia kembali berguncang. Kalau dikatkn berguncang hebat, entahlah... belum bisa didefinisikan....

Masih ingatkah engkau tentag tragedi di pertengahan bulan Juni 2011??yah,..saat itu... saat akan mewujudkan dunia baru...

Kisah itu bercerita tentang seseorng yang terbuang dari kelompoknya hingga ia harus berusaha membangun negeri barunya. Namun, suka duka tak luput dari negeri itu... ketakutan pelaku utmnya akan keutuhan negerinya sering menjadi badai bagi negerinya, namun di balik badai itu akan muncul pelangi 9 warna...

Kini, sang tokoh utama kembali mengalami pergolakan... Dunia kedua, ketiga, dan keempat sedikit demi sedikit mengalami badai... 

Namun, ALLAH mahaadil... Ia telah mengirimkn dunia baru untuknya... Semoga dunia barunya lebih tenteram dan penghuni lamanya bisa menerimanya.... Maafkan dia dan ungkapkan padanya tatkala dia ada salah atau khilaf...


https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(30 Januari 2012 pukul 7:15)

Perbincangan Pekat

Sedari tadi gerimis meringis tiada henti 
Ada segudang pilu yang tak sanggup ia dekap sendirian... 
Hatinya mulai gusar dan pilu 
Sesekali ia berbisik dalam sedu sedannya


"Telah kuberi yang terbaik segala yang ku punya, Ia justru berpaling dan enggan menyapa" 
Suara kepiluannya semakin jelas terdengar 
Pekat kini tersentuh dengan kisah itu 
Ia kembali berbisik, "Tenanglah, hukum LOA dan DOA tak pernah usang" 


Gerimis semakin meringis dan memberontak
"Mengapa ia pergi di saat ku butuhkannya?? Mengapa ia tak di sini, padahal aku telah bertahan untuknya" 


Pekat hanya tersenyum di belantara semerbak bau basah tanah 
"Tenangkan dirimu, ia pergi karena tak sanggup memberi kasih seperti kasih yang kau beri... Tuhan mu mahatahu yang terbaik untukmu, Ia kan menggantinya dengan yang lebih indah," bisik pekat dengan lembutnya 


Gerimis masih meringis 
Ia menangis bahagia telah berlabuh setelah terombang ambing dalam lautan pilu... 


https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(18 Maret 2013 pukul 23:15)

Lirih

Mungkin engkau melihat senyum di wajahku
Tatkala kau mencibir segala luka dan kurangku
Ketahuilah... 
Itulah caraku melindungi redupku agar tak padam seketika 
Meski membuatku mati perlahan-lahan


https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(13 Maret 2013 pukul 21:30)

Gemuruh Rasa

Menapaki lorong-lorong kecil yang berliku 
Menanjak dan curam
Meski terik menyengat
Namun tak boleh mengeluh
Itu petuah yang selalu terngiang 
Jiwa telah berevaporasi dan tertatih
Namun... 
Kondensasi kan tiba tatkala pekat menyapa
Kata-kata bijak berkonfrontasi bak gemuruh di tengah hujan badai

https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(14 Maret 2013 pukul 20:38)

Gelembung Asa

Kini rintik hujan telah menyapa
Entah mengapa rindu akan hujan semakin membuncah
Namun, tetap harus bersabar menanti datangnya musim hujan
Meski anomali kadang menghadang...
 
Langit kala itu semakin mendung dan gelap 
Ia memang bukan lilin yang merelakan dirinya habis terbakar 
Demi menerangi sekitarnya
Ia hanyalah redup yang usang dan tiada bersinar
Ia hanya ingin hujan mengenal dirinya apa adanya
Membiarkan hujan mencumbuinya
Meski itu bisa membuatnya semakin redup dan padam
Ia hanya berusaha memeluk gelembung asa yang telah ia buat
Agar tak pecah menjadi puing-puing

https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(29 Oktober 2012 pukul 15:03)