Pekikan-pekikan senja
semakin riuh bak arak-arakan sang raja
Jiwa terbangun dari pembaringannya menuju celah-celah rindu
Kembali ia tersungkur...
Rindu yang ia peluk semakin membuncah dan meleleh
Bukannya ia berpikir menengadah pada langit hijau ataupun menengadah mentari
Ia hanya ingin sekadar membasuh wajahnya dengan rona jingga seperti mereka,
Mereka yang selalu bermandikan jingga di kala senja
Jiwa terbangun dari pembaringannya menuju celah-celah rindu
Kembali ia tersungkur...
Rindu yang ia peluk semakin membuncah dan meleleh
Bukannya ia berpikir menengadah pada langit hijau ataupun menengadah mentari
Ia hanya ingin sekadar membasuh wajahnya dengan rona jingga seperti mereka,
Mereka yang selalu bermandikan jingga di kala senja
Dan kini...
Ia
kembali berdiri di ujung senja
Imajinya membumbung menembus batas senja
Namun..
Namun..
Lara masih
memeluk raganya erat-erat
Biarlah pekat menghapus jejak-jejak lara pada tubuhnya
Biarlah pekat menghapus jejak-jejak lara pada tubuhnya
https://www.facebook.com/teeamtamzir.bugeazt?ref=tn_tnmn
(3 Oktober 2012 pukul 16:16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar