Jumat, 21 Februari 2014

Kado untuk Sepasang Bidadari

Terbayang akan goresan kebersamaan kala itu
Berjalan bersama menelusuri lekuk kehidupan
Meraba mimpi yang kan kita ubah jadi nyata
Canda tawa itu kini telah tersusun apik dalam angan

Begitu banyak waktu telah kita lalui bersama
Menilik semua rintangn, menepis segala gamang
Demi menjadi gemintang,,,
Kini kita harus berjalan sendiri
Menuju altar kehidupan selanjutnya,,,

Untukmu wahai penebar ilmu yang tiada letih membimbing kami
Terima kasih atas cahaya hidup yang telah kau beri kepadaku,,,
Dengan polesan ilmu yang kau genggam
Engkau mengubahku menjadi secercah cahaya,,,
Dengan kesabaran yang kau dekap
Engkau  mengajariku arti hidup yang sesungguhnya,,,
Tak ada bingkisan spesial yang bisa kupersembahkan untukmu
Selain ucapan terima kasih dari palung hati ini..

Dengan segala petuahmu...
Kini aku bisa berdiri di sini
Berdiri mengenakan pakaian kebesaran ini...
Berharap menjadikan kado terindah untuk sepasang bidadriku, ayah ibuku,,,
Meski kutahu,,,
Ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan segala perjuanganmu

Aku tahu,
Engkau tak pernah menuntut apapun dariku
Aku tahu, engkau rela menunda segala ingimu,,,
Engkau rela menutup kuping mendengar ocehan mereka,,
Bahkan, engkau rela  berjuang mati-matian hanya untuk aku, anakmu...
Namun, aku tak pernah mau tahu apa yang engkau rasa
Aku telah buta dan aku telah tuli terhadapmu,,,,
Bahkan,,,aku telah ingkar atas segala yang telah engkau beri,,,
Maafkan aku,,,
Maafkan anakmu yang kadang enggan acuh akan petuahmu
Meski ku tahu, engkau tak pernah mendendam atas dosa anakmu ini,,,
Maafkan aku ayah,
Maafkan aku Ibu,

Terima kasih,,,
Terima kasih atas segala yang telah engkau beri
Engkau tetap kan jadi sepasang bidadariku
Bidadari Kebanggaanku Hingga Akhir Hayatku,,,,



(Puisi ini saya buat spesial untuk Sepasang Bidadariku, ayah dan ibuku, di Barru, Wanua Massengereng)

Bumi Nikel, Juni 2013

2 komentar: