Di masa silam, di Sulawesi Selatan ada sebuah desa yang
kelak dikenal dengan nama Wasuponda. Menurut cerita, daerah itu awalnya
merupakan sebuah danau dan di kelilingi rangkaian gunung.
Sebelum kering, danau itu dikuasai oleh makhluk halus
yang haus kekuasaan. Ia selalu bernafsu menguasai daerah lain. Suatu saat ia
mencoba merebut Danau Matano. Karena tak ingin berperang, penguasa Danau Matano
mengajak berdamai, namun penguasa Danau Wasuponda menolak. Penguasa Danau
Matano lantas mencari cara agar perang tidak terjadi.
Penguasa Danau Matano akhirnya mendapatkan cara. Ucapnya
kepada penguasa Danau Wasuponda, “Danau Matano boleh kau kuasai, asal kita
bertanding dulu untuk mengeringkan danau masing-masing.”
“Baik,” jawab penguasa Danau Wasuponda pongah.
Pada hari yang
telah ditentukan, penguasa dan penghuni Danau Matano datang ke Danau Wasuponda.
“Ayo, perlihatkan
apa yang dapat kalian lakukan!” seru penguasa Danau Wasuponda kepada penguasa
Danau Matano, penuh kesombongan. “Hohoho! Kalian tak mungkin dapat
melakukannya! Danau Matano akan jadi milik kami! Hohoho!”
“Baik”
Saat itu siang
hari. Matahari bersinar terik. Di angkasa tak ada sepotong awanpun terlihat.
Penguasa dan penghuni Danau Matano mengelilingi Danau Wasuponda. Mereka
beraksi. Dengan kekuatan penuh, mereka menghantamkan tangan ke salah satu
gunung di tepi Danau Wasuponda.
Blar!
Gunung itu runtuh.
Suara dahsyat menggelegar.
Byur, byur!
Bebatuan gunung beguguran memenuhi Danau Wasuponda.
Akibatnya air danau meluap, mengalir ke segala arah. Danau Wasuponda akhirnya
kering.
Melihat itu,
penguasa Danau Wasuponda panas. Ia dan penghuni Danau Wasuponda cepat pergi ke
Danau Matano. Tiba di sana mereka mengelilingi Danau Matano. ‘Lihat yang akan
kami lakukan!” seru penguasa Danau Wasuponda, sombong sekali.
Mereka beraksi.
Namun keadaan Danau
Matano tidak berubah. Penghuni Danau Wasuponda pun mengalami kekalahan. Karena
letih, mereka beristirahat. Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh munculnya sebauh
daratan di tengah-tengah Danau Matano. Daratan itu muncul karena Danau
Wasuponda telah berubah. Danau Matano dan Danau Wasuponda memang saling
berhubungan.
Karena daratan di
tengah Danau matano itu sering timbul-tenggelam, maka kemudian diberi nama
Nuha, yang artinya timbul-tenggelam. Sementara Danau Wasuponda berubah jadi
daratan dan banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan besar. Selain itu, di
daerah ini juga banyak tumbuh nenas yang hidup di atas batuan. Karena itu,
daerah tersebut kemudian dinamakan Wasuponda. Wasu artinya batu, sedangkan pondaa
artinya nenas. Jadi Wasuponda berarti nenas yang tumbuh di atas batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar