Rabu, 19 Februari 2014

Cerita Rakyat Luwu Timur (Riwayat Wasuponda)


Di masa silam, di Sulawesi Selatan ada sebuah desa yang kelak dikenal dengan nama Wasuponda. Menurut cerita, daerah itu awalnya merupakan sebuah danau dan di kelilingi rangkaian gunung.
Sebelum kering, danau itu dikuasai oleh makhluk halus yang haus kekuasaan. Ia selalu bernafsu menguasai daerah lain. Suatu saat ia mencoba merebut Danau Matano. Karena tak ingin berperang, penguasa Danau Matano mengajak berdamai, namun penguasa Danau Wasuponda menolak. Penguasa Danau Matano lantas mencari cara agar perang tidak terjadi.
Penguasa Danau Matano akhirnya mendapatkan cara. Ucapnya kepada penguasa Danau Wasuponda, “Danau Matano boleh kau kuasai, asal kita bertanding dulu untuk mengeringkan danau masing-masing.”
“Baik,” jawab penguasa Danau Wasuponda pongah.
            Pada hari yang telah ditentukan, penguasa dan penghuni Danau Matano datang ke Danau Wasuponda.
            “Ayo, perlihatkan apa yang dapat kalian lakukan!” seru penguasa Danau Wasuponda kepada penguasa Danau Matano, penuh kesombongan. “Hohoho! Kalian tak mungkin dapat melakukannya! Danau Matano akan jadi milik kami! Hohoho!”
            “Baik”
            Saat itu siang hari. Matahari bersinar terik. Di angkasa tak ada sepotong awanpun terlihat. Penguasa dan penghuni Danau Matano mengelilingi Danau Wasuponda. Mereka beraksi. Dengan kekuatan penuh, mereka menghantamkan tangan ke salah satu gunung di tepi Danau Wasuponda.
            Blar!
            Gunung itu runtuh. Suara dahsyat menggelegar.
Byur, byur!
Bebatuan gunung beguguran memenuhi Danau Wasuponda. Akibatnya air danau meluap, mengalir ke segala arah. Danau Wasuponda akhirnya kering.
            Melihat itu, penguasa Danau Wasuponda panas. Ia dan penghuni Danau Wasuponda cepat pergi ke Danau Matano. Tiba di sana mereka mengelilingi Danau Matano. ‘Lihat yang akan kami lakukan!” seru penguasa Danau Wasuponda, sombong sekali.
            Mereka beraksi.
            Namun keadaan Danau Matano tidak berubah. Penghuni Danau Wasuponda pun mengalami kekalahan. Karena letih, mereka beristirahat. Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh munculnya sebauh daratan di tengah-tengah Danau Matano. Daratan itu muncul karena Danau Wasuponda telah berubah. Danau Matano dan Danau Wasuponda memang saling berhubungan.
            Karena daratan di tengah Danau matano itu sering timbul-tenggelam, maka kemudian diberi nama Nuha, yang artinya timbul-tenggelam. Sementara Danau Wasuponda berubah jadi daratan dan banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan besar. Selain itu, di daerah ini juga banyak tumbuh nenas yang hidup di atas batuan. Karena itu, daerah tersebut kemudian dinamakan Wasuponda. Wasu artinya batu, sedangkan pondaa artinya nenas. Jadi Wasuponda berarti nenas yang tumbuh di atas batu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar