Apabila terpelihara kata
Maka hati takkan meronta
Apabila terpelihara rasa
Maka jiwa takkan nelangsa
Apabila kita terpelihara
Maka rindu bukanlah perkara
PepperEarth, 4 Desember 2017
Karena hidup adalah sebuah kisah yang telah tersusun apik oleh Sang Mahakuasa, biar kutuliskan sedikit kisah dalam kanvas yang Ia anugerahkan meski tak seapik guratan-Nya.... "Bila pagi adalah kanvas putih yang kuterima, biarkan kugoreskan rasa dan asa ini hingga senja menyapa..." #TM
Apabila terpelihara kata
Maka hati takkan meronta
Apabila terpelihara rasa
Maka jiwa takkan nelangsa
Apabila kita terpelihara
Maka rindu bukanlah perkara
PepperEarth, 4 Desember 2017
1.
Aku ingin menjadi malam: tabah menerima ia yang datang, sabar mengantar ia yang pergi.
2.
Malam adalah pelabuhan yang paling ramah. Tempat menyandarkan lelah; mengistirahatkan imaji.
3.
Namun, sayang, malam tak begitu pandai menyembunyikan bayang. Ia justru membuat bayangmu semakin nyata.
PepperEarth, 3 Desember 2017
Seorang guru adalah ia yang paling mengerti tentang kebutuhanku meski kadang aku tak peduli tentangnya
Seorang guru adalah ia yang selalu membungkus petuahnya dengan senyum meski seringkali aku ketus menanggapi
Seorang guru adalah ia yang tak pernah letih mengajarkan kebaikan meski aku jemu dan tahu bahwa aku tak baik
Seorang guru adalah ia yang selalu menganggap kita manusia meski orang lain kadang menganggap kita sampah (tak berguna)
Seorang guru adalah ia yang selalu memanusiakan kita dan selalu menjadikan kita manusia seutuhnya dengan ilmu dan iman.
Terima kasih kepada guruku atas cahaya yang kau beri sehingga aku dapat menyusuri jalan lurus yang telah Tuhan anugerahkan.
PepperEarth, 25 November 2017
Selamat Hari Guru untuk guru-guruku di SD Inpres Barang, SMP Negeri 3 Barru, SMA Negeri 1 Barru, dan seluruh guru di Indonesia
Assalamualaikum
21 November 2017
Genap lima tahun usiamu
Apa kabar kau kini?
Masihkah kau ingat dengan ikrar pertama yang terapal dari hatimu?
Tugas utamamu adalah memeluknya,
Jangan biarkan ia luluh tak berwajah
Jangan biarkan ia hilang tak berjejak
Dekap dan terus dekaplah ia dengan hangat
Bukankah ia adalah doa-doa yang kau rapal di setiap penghujung pertemuanmu dengan-Nya??
Kalaupun ia belum nyata,
Percayalah,
Bukan berarti ia takkan menjadi nyata selamanya
Tuhan hanya ingin kau bersabar
Bersabar hingga waktunya tiba
Kau percaya?
Kuasa Tuhan begitu nyata
Ia adalah maha segalanya
PepperEarth, 21 November 2017
Waktu lalu lalang begitu cepat
Doa-doa terapal tiada henti
Dan genap lima tahun di sini
Apa kabar kau kini, hati?
Masihkah kau memeluk mimpi-mimpimu?
Tugas utamamu adalah memupuknya
Menyemai dan terus menyemainya
Kalaupun ia belum tumbuh subur
Buakan berarti ia tak tumbuh, mati
Jangan birkan akarnya lapuk, hancur
Tetap rawat dan sirami ia
Jika waktunya telah tiba
Sisa-sisa akar itu akan menjalar
Berkecambah, membentuk tunas baru
Dan kau tahu, ia adalah angin segar
Di sanalah kelak kau akan berdiri
Tempatmu menghirup udara penyejuk raga
Berlarian di antara semerbak yang kaucipta
Menaburkan bibit kehidupan yang baru
Menancapkannya pada tetanah
Tempat semua berasal dan kembali yang hakiki
PepperEarth, 21 November 2017
Jatuh sejatuh-jatuhnya dalam kehilangan yang tak pernah dimiliki adalah perih yang sesungguhnya
Sesak kian menekan-nekan, tapi jiwa tak tahu harus berlaku apa dan meluapkan apa dan di mana
Semesta seolah beku, diam tak bergerak sama sekali
Namun, pikiran makin menjalar sesukanya, mengalir ke mana-mana
Hingga semuanya berkubang, terbendung, tergenang
Haruskah aku berkabung atas kenangan yang merembes di sela-sela waktu?
Aku tak ingin berenang, apalagi tenggelam karenanya
Sayangnya, aku telanjur basah
PepperEarth, 20 November 2017
Tidak ada yang lebih tabah dari hujan malam Minggu
Ditepisnya aliran sumpah serapah dari bibir suci para pemabuk cinta
Tidak ada yang lebih bijak dari hujan malam Minggu
Dibelainya katupan mata para lajang yang menjadi penjaga rumah
Tidak ada yang lebih arif dari hujan malam Minggu
Didekapnya dengan damai jiwa-jiwa yang terkulai karena jarak
PepperEarth, 18 November 2017
Terinspirasi dari Hujan Bulan Juni (Sapardi Joko Damono)
Aku adalah sepi
Di antara meja-meja kosong
Aku menjelma menjadi riuh
Belingsatan di kepala
Memenuhi ruang-ruang imaji
Aku adalah sepi
Di bawah lampu-lampu jalan
Aku menjelma menjadi kerlip
Kedap-kedip di tengah temaram
Berpendar di pelupuk mata
Aku adalah sepi
Dalam dekapan rerintik
Aku berbisik kepada sepoi
"Aku (tak) ingin sendiri".
Lapangan Wasuponda, 10 November 2017
Engkau adalah malaikat tak bersayap
Dikirim Tuhan untuk menjagaku
Merawatku sepenuh jiwa dan raga
Tak pernah mengeluh sedikit pun
Kasih sayangmu begitu lembut
Selembut kata-kata yang keluar dari bibirmu
Meski aku kadang tak pedulikanmu
Kau tetap tersenyum hangat
Kadang aku melawan dan marah
Sengaja tak mendengarkan perintah
Aku menutup mata dan telinga
Berlari meninggalkan rumah
Namun, aku sadar
Tak ada yang mampu menyaingi kasihmu
Tak ada yang mampu menandingi sayangmu
Karena engkau adalah segalanya bagiku
Otw Wotu, 10 November 2017
1. Katanya, hidup tanpa cinta bagaikan sayur tanpa garam. Namun sayang, terlalu cinta hanya akan membuat sakit (hati) dan mata berair perih, sedangkan cinta tanpa balasan adalah air garam di atas luka. Hanya cinta dengan takaran pas yang mendamaikan, meski rawan hambar tanpa sebab musabab.
2. Katanya, hidup tanpa cinta bagaikan malam tanpa bintang. Namun sayang, cinta yang teramat sangat hanya menjadi awan gelap, sedangkan cinta tanpa ikatan adalah hujan berkepanjangan. Hanya cinta kepada sang pemilik cinta yang menerangkan, menjadi bintang - tetap ada di siang dan malam.
3. Ketahuilah, cinta akan selalu ada bagi ia yang percaya. Laksana garam di lautan, ia tetap ada selama hidup dan kehidupan masih ada. Cinta akan sela ada bagi ia yang yakin. Ibarat bintang, ia tetap ada meski mata kadang tak menjamahnya.
PepperEarth, 30 Oktober 2017
Mungkin aku harus berlari mencari riuh
Menenggalamkan diri di dalamnya
Mandi dan bersuci agar sepi ini luruh
Larung dalam derasnya aliran waktu
Mungkin aku harus berlari mengejar matahari
Mendekapkan diri agar rindu terbakar
Meleleh mengalir dari sudut mata
Mengucur deras bersama air mata
Mungkin aku harus berlari menjemput pagi
Menyambutnya dengan senyum simpul
Meski hati masih saja gamang
Biarkan sejuk embun membasuhnya
Meniupkan roh penuh kasih kepada jiwa
PepperEarth 20 Agustus 2017
Kembali aku terbaring di batas senja
Meresapi jingga mendekap hangat
Memejamkan mata, membangunkan imaji
Membiarkan semua asa melayang, terbang
Seketika dada sesak, bergejolak
Rasa berlarian, menyeruak, berang
Sementara jeruji menghadang langkahnya
Ia memberontak, menekan-nekan dada
Aku tak ingin ia berkuasa
Biarkan saja ia lelap di sana
Agar imaji dapat bermanja
Berpeluk dengan senja
Pepper Earth, 22 Agustus 2017
Dan kelak kau akan tahu
Betapa inginku menjadikanmu mengerti
Mengerti akan semua kebutuhannmu
Dan kini,
Telah ku persiapkan pola-pola unik dan menarik
Semoga kau terkesan dan paham akan maksudku
Hingga kau bersinar di tengah pekatmu
Karena ku tahu kaulah bintang itu,,,
#TM
Bumi Nikel, 22 September 2014
Roda hidup berputar tiada terasa
Siang malam berlalu begitu saja
Semua datang silih berganti
Tanpa pernah permisi
Aku di sini
Merebahkan raga, menidurkan jiwa
Sedangkan mata terbelangah
Menembus masa
Sudah dua puluh empat kali
Purnama menggantung memancar
Kadang pucat pasih
Kadang cerah berbinar
Dan aku tetap di sini
Menengadah ke balik jendela kamar
Memejamkan mata
Membuka lembaran kisah
Namun,
Semakin kumencarimu
Semakin ku-tak-temui-mu
Dan aku kembali di sini
Malam pertama
Di tahun ketiga
PepperEarth, 16 Sepetember 2017
Memantik rindu di setiap embusan napas
Jangan salahkan jika semua terbakar rasa
Tanpa meninggalkan bekas, tanpa jelaga
Hanya sesal menyeruak dalam batin kebas
Mengapa harus kembali seperti dulu
Sedangkan kemarin telah tertinggal jauh
Mengapa harus terulang kembali masa lalu
Padahal ikrar telah terukir dalam langkah
Baru saja kubungkus mimpi-mimpi itu
Kususun rapi dalam laci-laci inginku
Kulipat segala anganku satu-satu
Tapi semua berserak-serak, luruh
Aku ingin menunaikan janjiku
Menjadikannya nyata di depan mataku
Aku tak mau terus mengulang lagi
Kembali, kembali, dan terus kembali
Aku betul-betul ingin berlari, pergi
Menyemai indahnya mimpi-mimpi
Bermandikan hangatnya cahaya pagi
Aku ingin beranjak, tanpa pernah kembali
Aku ingin pulang
PepperEarth, 27 Agustus 2017
(3 Zulhijjah 1438 H)
Istrahatlah kata-kata
Berbaringlah di sampingku
Kau tak perlu terlalu riuh
Karena kau dan aku tak tahu
Esok kita jadi apa (lagi)
Pepper Earth, 23 Agustus 2017
Aku tak suka caramu mencintaiku
Seperti bising nyamuk malam
Yang membuatku tak bisa terlelap
Aku tak suka caramu menyangiku
Laksana flu yang menyerang
Membuatku sesak, sulit bernapas
Aku tak suka caramu merindukanku
Bagaikan sariawan di ujung lidah
Menjadikanku takselera makan
Namun,
Aku begitu sangat suka denganmu
Seperti malam sebagai sandaran lelah
Laksana napas yang terus berembus
Bagaikan makanan bagi jiwa dan ragaku
Dan yang pasti
Dengan hadirmu
Hidupku menjadi lebih hidup,
Semakin hidup
Selalu ....
PepperEarth, 10 Agustus 2017
Kita begitu berbeda
Di saat kau bersiap untuk pergi
Meninggalkan puing-puing kisah
Untuk mereka satukan
Aku justru menepis takdir
Mengenyahkan ia yang sejati
Menutup rapat pintu hati
Berharap ia takkan mengetuk,
Lupa lalu pergi
Padahal,
Ia tak perlu mengetuk untuk masuk
Jika waktunya tiba,
Siap atau tidak,
Ia kan membawaku, pergi
PepperEarth, 20 Agustus 2017
Merdeka bukanlah surga
Setiap yang kauingini ada
Tersedia di depan mata
Merdeka adalah cobaan
Bergantung kau
Mau mensyukuri atau mencelanya
Namun, mensyukuri jauh lebih baik
Merdeka adalah ujian
Terserah kamu
Mau mengisinya dengan usaha
Atau malah dengan cemoohan
Namun yang pasti,
Merdeka adalah menguasai,
Menguasai diri:
Melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan
Merekatkan diri dari segala bentuk perpecahan
Jika tidak mampu,
Kau belum merdeka
Wawondula, 17 Agustus 2017
Cinta bukan hujan
Jika kau tak suka,
Kau dapat berteduh
Cinta adalah udara
Suka tidak suka
Kau harus menghirupnya
Jika tak ingin mati (rasa)
#TM
PepperEarth, 19 Agustus 2017
Cinta kadang seperti puisi
Terlahir begitu saja, tanpa diprediksi
Ia hanya butuh dituliskan untuk meninggalkan jejak
Cinta kadang seperti kata
Begitu ambigu jika berdiri sendiri
Ia akan lebih bermakna jika bersama dalam konteks
Cinta memang seperti kata dalam puisi
Begitu indah, namun kadang sulit diinterpretasi
Hanya pemilik cinta yang mahatahu segalanya
PepperEarth, 19 Agustus 2017
Bidakara?
Bukankah ini tempat kita berlabuh?
Tempat kita menebar cerita, menyemai mimpi
Aku masih ingat betul senyum itu
Masih ingat wajah-wajah penuh semangat
Meski lelah masih menggelantung manja
Namun, aku terkadang senyum simpul
Mengingat pagi dengan penuh kegelisahan
Rasa deg-degan yang tak beralasan
Masihkah kau ingat??
Akh.. aku sangat ingin lupa dengan lobi perpisahan
Namun, aku terjebak dengan kata "berlabuh"
Bukankah berlabuh memang hanya sekejap?
Namun tak mengapa
Percayalah, kau di sini tetap abadi
Salam dari Bumi Nikel, Sorowako
Bumi Nikel, 27 Januari 2017
No.
|
Indikator
|
Deskripsi
Penilaian
|
Skor
|
Skor
Maksimal
|
1.
|
Kelengkapan unsur surat lamaran pekerjaan
|
Semua unsur surat lamaran pekerjaan
ditulis lengkap dan terurut
|
5
|
5
|
Semua unsur surat lamaran pekerjaan
ditulis lengkap, tapi teracak
|
4
|
|||
Terdapat 1-3 unsur surat lamaran pekerjaan
yang tidak dituliskan
|
3
|
|||
Terdapat 4-6 unsur surat lamaran pekerjaan
yang tidak dituliskan
|
2
|
|||
Terdapat ˃ 6 unsur surat lamaran pekerjaan
yang tidak dituliskan
|
1
|
|||
2.
|
Diksi (pilihan kata)
|
Semua pilihan kata yang digunakan sangat
tepat
|
5
|
5
|
Terdapat 1-2 pilihan kata yang tidak tepat
|
4
|
|||
Terdapat 3-4 pilihan kata yang tidak tepat
|
3
|
|||
Terdapat 5-6 pilihan kata yang tidak tepat
|
2
|
|||
Terdapat ˃ 6 pilihan kata yang tidak tepat
|
1
|
|||
3.
|
Struktur kalimat
|
Semua menggunakan kalimat efektif
|
5
|
5
|
Terdapat 1-2 kalimat yang tidak efektif
|
4
|
|||
Terdapat 3-4 kalimat yang tidak efektif
|
3
|
|||
Terdapat 5-6 kalimat yang tidak efektif
|
2
|
|||
Terdapat ˃ 6 kalimat yang tidak efektif
|
1
|
|||
4.
|
Ejaan
|
Semua ejaan benar
|
5
|
5
|
Terdapat 1-3 ejaan yang tidak tepat
|
4
|
|||
Terdapat 4-6 ejaan yang tidak tepat
|
3
|
|||
Terdapat 7-9 ejaan yang tidak tepat
|
2
|
|||
Terdapat ˃ 6 ejaan yang tidak tepat
|
1
|
|||
Skor maksimal
|
20
|
No.
|
Interval Persentase Tingkat Penguasan
|
Nilai Ubah Skala Empat
|
Keterangan
|
|
1-4
|
D-A
|
|||
1
|
86 – 100
|
4
|
A
|
Baik Sekali
|
2
|
75 – 85
|
3
|
B
|
Baik
|
3
|
56 – 74
|
2
|
C
|
Cukup
|
4
|
10 – 55
|
1
|
D
|
Kurang
|
No.
|
Rancangan
|
Penerapan
dalam proses pembelajaran
|
Pertemuan
pertama (2 x 45 menit)
|
||
1.
|
Tumbuhkan
|
Guru
menjelaskan tentang perkembangan industri di Indonesia dan semakin susahnya
melamar pekerjaan. Salah satu contoh perkembangan industri adalah
perkembangan PT Vale yang ada di
Sorowako, Luwu Timur. Guru mendeskripsikan tentang jenjang karier seorang karyawan
PT Vale yang memulai dari karyawan biasa hingga akhirnya menjadi General Manager (GM). Setiap karyawan
yang mendaftar harus melalui serangkaian tes dan hal pertama yang dilihat
adalah administrasi, termasuk di dalamnya surat lamaran dan kelengkapannya.
Jadi, jika ingin lanjut ke tahap berikutnya, seorang pelamar harus lulus
berkas.
|
2.
|
Alami
|
Siswa
mencari sendiri iklan lowongan pekerjaan di koran yang sesuai dengan
minatnya. Siswa memilih iklan yang lengkap (terdiri atas nama perusahaan yang
membuaka lowongan pekerjaan, posisi yang ditawarkan, kualifikasi atau
persyaratan, dan alamat lengkap perusahaan).
|
3.
|
Namai
|
Siswa
mencermati contoh-contoh surat lamaran yang ada di buku cetak siswa (bisa
mengunduh dari internet) dan mengidentifikasi unsur-unsurnya, struktur
penulisannya, diksi (pilihan kata yang digunakan), struktur kalimat, dan penggunaan
ejaan yang sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Agar mudah
diingat, siswa mengonversi materi tersebut dalam bentuk bagan (peta konsep) dengan
tujuan agar siswa dapat dengan mudah mengingat unsur-unsur surat lamaran dan urutannya
(sistematis). Guru juga memfasilitasi siswa dalam membuat penamaan yang mudah
diingat (membuat jembatan keledai). Salah satu contoh penamaan unsur surat
lamaran pekerjaan adalah sebagai berikut.
Unsur Surat Lamaran: T4 PLA SIP STN
|
4.
|
Demonstrasi
|
Siswa
menulis surat lamaran dengan memerhatikan struktur (kelengkapan unsur dan
urutannya), diksi (pilihan kata), struktur kalimat, dan penggunaan ejaan
bahasa Indonesia (EBI). Guru tetap memotivasi siswa dalam menulis surat
lamaran pekerjaan yang baik dan benar.
|
Pertemuan
kedua (2 x 45 menit)
|
||
5.
|
Ulangi
|
Siswa
mempertukarkan surat lamaran pekerjaan yang telah dibuat untuk mengecek
struktur (kelengkapan unsur dan urutannya), diksi (pilihan kata), struktur
kalimat, dan penggunaan ejaan bahasa Indonesia (EBI). Siswa (editor)
mengindentifikasi atau melingkari kesalahan surat lamaran yang ditulis oleh
temannya (penulis) dan menuliskan perbaikannya. Dalam penerapan model Quantum Learning berbantukan media
koran pada tahapan kegiatan “ulangi” ini, ditemukan banyak kesalahan dalam
menyusun surat lamaran, termasuk kesalahan penulisan tempat dan tanggal
surat, penulisan gelar kesarjanaan, kesalahan pilihan kata, kesalahan kalimat
pembuka dan kalimat penutup surat lamaran. Namun, kesalahan yang paling
banyak ditemukan adalah kesalahan penggunaan ejaan. Guru menjelaskan hal-hal
yang belum dipahami oleh siswa terkait hal-hal yang berhubungan dengan
penerapan teknik menulis surat lamaran pekerjaan. Setelah selesai, surat lamaran
dikembalikan kepada penulisnya masing-masing untuk ditulis kembali dengan
rapi sesuai dengan saran perbaikan editor.
|
6.
|
Rayakan
|
Guru
mengapresiasi bentuk kerja keras semua siswa dalam menulis surat lamaran
pekerjaan dan mengumumkan lima surat lamaran pekerjaan terbaik setelah proses
penyuntingan (editing).
|
No.
|
Indikator
Penilaian
|
Rerata
Skor
|
Rerata
Nilai
|
Kategori
|
1.
|
Kelengkapan
unsur surat lamaran
|
4,8
|
96
|
Baik
Sekali
|
2.
|
Diksi
atau pilihan kata
|
3,28
|
65,6
|
Cukup
|
3.
|
Struktur
kalimat
|
4,84
|
96,8
|
Baik
Sekali
|
4.
|
Ejaan
|
3,12
|
62,4
|
Cukup
|
Rerata
Nilai Akhir
|
80,2
|
Baik
|