Jatuh sejatuh-jatuhnya dalam kehilangan yang tak pernah dimiliki adalah perih yang sesungguhnya
Sesak kian menekan-nekan, tapi jiwa tak tahu harus berlaku apa dan meluapkan apa dan di mana
Semesta seolah beku, diam tak bergerak sama sekali
Namun, pikiran makin menjalar sesukanya, mengalir ke mana-mana
Hingga semuanya berkubang, terbendung, tergenang
Haruskah aku berkabung atas kenangan yang merembes di sela-sela waktu?
Aku tak ingin berenang, apalagi tenggelam karenanya
Sayangnya, aku telanjur basah
PepperEarth, 20 November 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar