Rasa memang begitu abstrak,
Halus tak terjamah, tak tersentuh
Namun, ia begitu nyata, ada
Kadang sesak menyeruak
Tatkala badai menghantam,
Meluluhlantakkan tameng
Kadang kokoh, sekeras baja
Tak pernah peduli dengan cuaca
Tetap teguh melangkah
Kali ini sayang,
Ia begitu gampang teraduk,
Porak poranda dengan amarah
Gaduh dan tak berbetuk
Entah kapan berakhir,
Mati Rasa
Bumi Nikel, 22 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar