Jumat, 21 Februari 2014

Raja, Menteri, dan Sepuluh Ekor Anjing (Kisah Inspiratif)

Alkisah ada seorang raja yang memiliki sepuluh anjing ganas untuk menghukum menterinya yang salah. Jika sang Raja tidak berkenan maka menteri yang salah akan dilempar ke kandang agar dicabik oleh anjing-anjing ganas tersebut.

Suatu hari seorang menteri membuat keputusan salah dan murkalah Raja. Maka diperintahkan agar sang menteri dimasukkan ke kandang anjing ganas. Menteri berkata, "Paduka, saya telah mengabdi padamu selama sepuluh tahun, tapi paduka tega menghukumku begini. Atas pengabdianku selama ini saya hanya minta waktu penundaan hukuman sepuluh hari saja".

Sang Raja pun mengabulkannya. Sang menteri bergegas menuju kandang anjing-anjing tersebut dan meminta izin kepada penjaga untuk mengurus anjing-anjingnya. Ketika ditanya, "Untuk apa?" Maka dia menjawab, "Setelah sepuluh hari nanti, engkau akan tahu''. Karena penjaga mengetahui bahwa dia adalah menteri, penjaga itu mengizinkannya. Selama sepuluh hari itu, sang menteri memelihara, mendekati, memberi makan, bahkan akhirnya bisa memandikan anjing-anjing tersebut hingga menjadi sangat jinak padanya.

Tibalah waktu eksekusi, Raja menyaksikan sang menteri dimasukkan ke kandang anjing. Akan tetapi, Raja kaget saat melihat anjing-anjing itu justru jinak kepada menteri tersebut. Maka, Raja bertanya kepada menteri, "Apa yang telah kamu lakukan pada anjing-anjing itu?" Menteri menjawab, "Saya telah mengabdi pada anjing-anjing ini selama sepuluh hari dan mereka tidak melupakan jasaku. Akan tetapi, Paduka... saya telah mengabdi padamu selama sepuluh tahun, tapi paduka tega menjatuhkan hukuman ini pada saya".

Terharulah raja, meleleh airmatanya dan dibebaskanlah sang menteri dari hukuman dan raja memaafkannya.


Cerita ini sungguh hadiah dari hati yang terdalam bagi semua insan agar tidak mudah mengingkari dan melupakan berbagai kebaikan yang kita terima dari orang-orang terdekat kita, hanya karena kejadian sesaat yang tidak mengenakkan, dan jangan mudah menghapus kenangan dan persahabatan yang telah terukir bertahun lamanya hanya karena hal-hal kecil yang kurang kita sukai padanya saat ini. Apalagi jika penilaian kita padanya lebih didominasi subjektivitas kita. Jangan sampai kita kalah dengan hewan tersebut dalam menghargai sebuah kebaikan dan bakti.

(Anonim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar