Jumat, 21 Februari 2014

Kado untuk Sepasang Bidadari

Terbayang akan goresan kebersamaan kala itu
Berjalan bersama menelusuri lekuk kehidupan
Meraba mimpi yang kan kita ubah jadi nyata
Canda tawa itu kini telah tersusun apik dalam angan

Begitu banyak waktu telah kita lalui bersama
Menilik semua rintangn, menepis segala gamang
Demi menjadi gemintang,,,
Kini kita harus berjalan sendiri
Menuju altar kehidupan selanjutnya,,,

Untukmu wahai penebar ilmu yang tiada letih membimbing kami
Terima kasih atas cahaya hidup yang telah kau beri kepadaku,,,
Dengan polesan ilmu yang kau genggam
Engkau mengubahku menjadi secercah cahaya,,,
Dengan kesabaran yang kau dekap
Engkau  mengajariku arti hidup yang sesungguhnya,,,
Tak ada bingkisan spesial yang bisa kupersembahkan untukmu
Selain ucapan terima kasih dari palung hati ini..

Dengan segala petuahmu...
Kini aku bisa berdiri di sini
Berdiri mengenakan pakaian kebesaran ini...
Berharap menjadikan kado terindah untuk sepasang bidadriku, ayah ibuku,,,
Meski kutahu,,,
Ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan segala perjuanganmu

Aku tahu,
Engkau tak pernah menuntut apapun dariku
Aku tahu, engkau rela menunda segala ingimu,,,
Engkau rela menutup kuping mendengar ocehan mereka,,
Bahkan, engkau rela  berjuang mati-matian hanya untuk aku, anakmu...
Namun, aku tak pernah mau tahu apa yang engkau rasa
Aku telah buta dan aku telah tuli terhadapmu,,,,
Bahkan,,,aku telah ingkar atas segala yang telah engkau beri,,,
Maafkan aku,,,
Maafkan anakmu yang kadang enggan acuh akan petuahmu
Meski ku tahu, engkau tak pernah mendendam atas dosa anakmu ini,,,
Maafkan aku ayah,
Maafkan aku Ibu,

Terima kasih,,,
Terima kasih atas segala yang telah engkau beri
Engkau tetap kan jadi sepasang bidadariku
Bidadari Kebanggaanku Hingga Akhir Hayatku,,,,



(Puisi ini saya buat spesial untuk Sepasang Bidadariku, ayah dan ibuku, di Barru, Wanua Massengereng)

Bumi Nikel, Juni 2013

Raja, Menteri, dan Sepuluh Ekor Anjing (Kisah Inspiratif)

Alkisah ada seorang raja yang memiliki sepuluh anjing ganas untuk menghukum menterinya yang salah. Jika sang Raja tidak berkenan maka menteri yang salah akan dilempar ke kandang agar dicabik oleh anjing-anjing ganas tersebut.

Suatu hari seorang menteri membuat keputusan salah dan murkalah Raja. Maka diperintahkan agar sang menteri dimasukkan ke kandang anjing ganas. Menteri berkata, "Paduka, saya telah mengabdi padamu selama sepuluh tahun, tapi paduka tega menghukumku begini. Atas pengabdianku selama ini saya hanya minta waktu penundaan hukuman sepuluh hari saja".

Sang Raja pun mengabulkannya. Sang menteri bergegas menuju kandang anjing-anjing tersebut dan meminta izin kepada penjaga untuk mengurus anjing-anjingnya. Ketika ditanya, "Untuk apa?" Maka dia menjawab, "Setelah sepuluh hari nanti, engkau akan tahu''. Karena penjaga mengetahui bahwa dia adalah menteri, penjaga itu mengizinkannya. Selama sepuluh hari itu, sang menteri memelihara, mendekati, memberi makan, bahkan akhirnya bisa memandikan anjing-anjing tersebut hingga menjadi sangat jinak padanya.

Tibalah waktu eksekusi, Raja menyaksikan sang menteri dimasukkan ke kandang anjing. Akan tetapi, Raja kaget saat melihat anjing-anjing itu justru jinak kepada menteri tersebut. Maka, Raja bertanya kepada menteri, "Apa yang telah kamu lakukan pada anjing-anjing itu?" Menteri menjawab, "Saya telah mengabdi pada anjing-anjing ini selama sepuluh hari dan mereka tidak melupakan jasaku. Akan tetapi, Paduka... saya telah mengabdi padamu selama sepuluh tahun, tapi paduka tega menjatuhkan hukuman ini pada saya".

Terharulah raja, meleleh airmatanya dan dibebaskanlah sang menteri dari hukuman dan raja memaafkannya.


Cerita ini sungguh hadiah dari hati yang terdalam bagi semua insan agar tidak mudah mengingkari dan melupakan berbagai kebaikan yang kita terima dari orang-orang terdekat kita, hanya karena kejadian sesaat yang tidak mengenakkan, dan jangan mudah menghapus kenangan dan persahabatan yang telah terukir bertahun lamanya hanya karena hal-hal kecil yang kurang kita sukai padanya saat ini. Apalagi jika penilaian kita padanya lebih didominasi subjektivitas kita. Jangan sampai kita kalah dengan hewan tersebut dalam menghargai sebuah kebaikan dan bakti.

(Anonim)

Petani dan Pemburu (Kisah Inspiratif)


Pada zaman Tiongkok Kuno, ada seorang petani yang mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing yang galak dan kurang terlatih. Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar domba-domba petani. Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tetapi ia tidak mau peduli.

Suatu hari, anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa kambing petani sehingga terluka parah. Petani itu merasa tak sabar dan memutuskan pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati dan berkata, "Saya bisa saja menghukum pemburu itu dan memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya. Akan tetapi, Anda akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?" Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.

"Baik, saya akan menawari Anda sebuah solusi, Anda harus menjaga domba-domba Anda supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga Anda tetap sebagai teman." Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.

Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim. Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga anak tetangganya itu. Anak tetangganya menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut. Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu domba-domba pak tani.

Di samping rasa terima kasihnya kepada kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani. Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik.

Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, "Cara terbaik untuk mengalahkan dan membawa dampak positif  adalah dengan Kasih..."

(Anonim)

Syukuri Hidup (Kisah Inspiratif)


Seorang bangsawan memilih dua remaja dari keluarga miskin untuk dipekerjakan. Yang tegap sebagaipengurus kuda dan yang kurus kecil sebagai pengurus kambing.

Suatu ketika si tegap berkata kepada si kecil, "Hai sobat. Aku lebih besar dan lebih tua darimu. Mulai besok kita bertukar. Aku mengurus kambing. Kamu mengurus kuda."

Si kurus pun menceritakan peristiwa yang terjadi kepada ibunya. "Sungguh tidak adilkan, Bu? Dia mengancam dan memaksa aku untuk mengurus kuda liar. Dia memilih kambing. Bagaimana aku bisa mengejar-ngejar kuda yang begitu besar. Sungguh jelek nasibku".

Si ibu dengan senyum bijak berkata, "Nak, Pasti ada hikmahnya. Syukuri, hadapi, terima dengan besar hati. Jika kamu mampu belajar dan bekerja keras, pasti akan membuatmu menjadi kuat, bermanfaat untukmasa depanmu."

Sejak itu,si kurus dengan susah payah stiap hari bergelut dengan kuda-kuda yang besar dan liar. Dari hari ke hari keahlian menguasai kuda-kuda pun membaik. Badannya berkembang menjadi tinggi, tegap, dan perkasa.

Suatu hari, pecah perang antarnegara. Kerajaan membutuhkan prajurit pasukan berkuda. Si pemuda kecil pun terpilih sebagai pemimpin pasukan berkuda karena keahliannya mengendalikan kuda.

Kemudian hari, si pemuda berhasil memimpin dan memenangkan perang yang dipercayakan kepadanya dan dikenal banyak orang karena kebesaran namanya. Dialah pemimpin bangsa Mongol yang tersohor sepanjang masa, bernama JENGHIS KHAN.

Bersyukurlah dalam segala kondisi. Tanpa rasa syukur, semua yang baik dan indah akan terasa jelek dan menyakitkan. Kemanapun kita pergi, apapun yang kita kerjakan akan terasa menderita. Akhirnya tiada hari tanpa kegelisahan, tiada saat tanpa kejenuhan!

Bukan hidup yang membuat kita jenuh, tapi ketiadaan rasa syukur yang membuat semuanya terasa jelek dan menjenuhkan.

Bukan kebahagiaan yang menjadikan kita bersyukur, tapi bersyukurlah yang menjadikan kita bahagia.

Jiwa yang bersyukur akan berbahagia bahkan di saat menghadapi masalah sulit sekalipun.

PERCAYALAH, BERSYUKUR ITU AJAIB!!!

(Anonim)

Emosi (Kisah Inspiratif)


Sering kita menemukan emosi memberi dampak yang tidak pernah kita inginkan. Tidak sedikit emosi yang meninggalkan efek destruktif. Andaikan saja kita bisa memahami makhluk apa sesungguhnya emosi itu, tentu kita bisa menjadi lebih bijaksana.

Emosi bisa jadi merupakan reaksi atas berbagai kejadian yang berlaku dalam kehidupan kita. Emosi juga dapat menentukan bagaimana sebuah kejadian dipahami dan disikapi. Sebuah emosi biasanya berangkat dari prasangka dan stereotip seseorang.

Emosi merupakan bagian dari perasaan kita. Bila tidak dikendalikan, emosi bisa membatasi persepsi kita.

Itu sebabnya, sudah seyogyanya emosi bisa dikendalikan, bukan yang mengendalikan. Sebab bila emosi dibiarkan masuk dalam logika maka akan jadi berbahaya. Persepsi kita bisa menjadi selektif. Membuat kita hanya melihat apa yang sesuai dengan perasaan kita.

“Sahabat, berpikirlah dua kali sebelum engkau melakukan sesuatu, agar bisa dipertimbangkan dengan bijaksana, dan membawamu pada keselamatan.” -Anne Ahira.

Dua Kantong (Kisah Inspiratif)


Alkisah, ada seseorang yang sangat menikmati kebahagiaan dan ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidak terdapat lubang.

Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti makian dan sindiran ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Akan tetapi semua yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya.

Pada malam hari, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan apa pun. Maka ia pun tertawa dan tetap bersukacita karena tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati dan jiwanya.


Itulah yang seharusnya kita lakukan. Menyimpan semua yang baik di “kantong yang tidak berlubang” sehingga tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita. Sebaliknya, simpanlah semua yang buruk di “kantong yang berlubang”. Maka, yang buruk itu akan jatuh dan tidak perlu kita ingat lagi.

Namun sayang sekali.. masih banyak orang yang melakukan dengan terbalik! Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yang berlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalani hidup.

Oleh karena itu, agar bisa menikmati kehidupan yang bahagia dan tenang: jangan menyimpan apa yang tidak baik di dalam hidup kita (tahukah Anda: sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian). Mari mencoba, menyimpan hanya yang baik dan bermanfaat.

(Anonim)

Seutas Tali (Kisah Inspiratif)


Ketika berkunjung ke sebuah kebun binatang, Larry terpesona pada seekor gajah, hewan besar dengan kekuatan super. Hewan  sebesar dan sekuat itu hanya diikat dengan tali. Dengan kondisi tanpa kandang, tentu tidak sulit bagi gajah untuk memutuskan tali tersebut. Kebetulan di dekat gajah itu, ada petugas kebun binatang yang ternyata juga trainer gajah tersebut. Terdorong rasa penasaran, Larry mendekatinya dan bertanya, "Mengapa hewan sebesar dan sekuat itu hanya diikat dengan tali dan apakah selama ini dia pernah memutuskan tali pengikatnya untuk membebaskan diri?" Pelatih gajah menjawab, "Gajah itu tidak pernah berusaha melepaskan diri karena sedari kecil telah diikat dengan tali berukuran sama. Saat kecil, tali itu cukup besar dan kuat untuk mengikat kakinya sehingga dia tidak pernah mampu memutuskannya."


"Seiring dewasa, dia tetap diikat dengan tali tersebut namun telah terbiasa dengan pikiran bahwa mereka tidak mampu memutuskannya. Mereka percaya tali itu masih sangat kuat dan tidak pernah mencoba untuk memutuskannya lagi." Jelas petugas kebun binatang. Larry terhenyak, hanya karena pernah gagal maka gajah itu tidak pernah berpikir untuk mencoba kembali, padahal dia terus tumbuh dan sekarang pasti tidak sulit baginya untuk memutuskan tali itu. Manusia pun tidak ada bedanya.



Seringkali kita gagal dalam satu hal dan berkesimpulan 'itu bukan bidangku', 'aku tidak berbakat di sana' dan tidak pernah lagi mencoba. Atau jika ada kesempatan mencoba, maka ketakutan untuk gagal selalu membayangi, dan hasilnya, Anda benar-benar gagal lagi.Jangan pernah menerima batasan-batasan palsu yang diciptakan oleh masa lalu. Waktu berjalan, Anda terus belajar dan kali ini Anda pasti lebih kuat dan lebih mampu dari masa lalu. Mengapa tidak berani mencoba lagi?

(Anonim)

Kita Saling Membutuhkan (Kisah Inspiratif)


Suatu hari seorang buta dan seorang pincang kebetulan sampai pada suatu sudut jalan pada saat yang sama. Orang buta itu meminta si pincang untuk membimbingnya agar dapat melewati kesulitannya.

Orang pincang itu berkata, “Bagaimana saya dapat melakukannya karena saya tidak dapat berjalan sendiri.”

Orang buta itu tidak percaya. Ia terus memaksa orang pincang itu untuk menuntunnya pergi dari sudut itu. “Tuntunlah saya. Saya ingin melanjutkan perjalanan saya,” kata orang buta itu.

Orang pincang itu meyakinkan orang buta itu, “Saya hanya dapat melakukannya, kalau engkau menggendong saya. Saya dapat mengingatkan engkau tentang segala sesuatu di jalan. Mataku menjadi matamu. Kakimu menjadi kakiku.”

Orang buta itu tercengang, “Ah, jadi engkau sungguh-sungguh tidak punya kaki?”
Orang pincang itu menjawab, “Saya sangat membutuhkan kakimu untuk pergi dari sudut ini!”
Jawab orang buta itu, “Oh, dengan senang hati. Mari kita saling melayani.”

Beberapa saat kemudian orang pincang itu naik ke bahu orang buta itu. Orang buta itu mulai berjalan dengan senang hati. Ia tidak perlu cemas karena orang pincang itu dapat menunjukkan arah yang mesti mereka tempuh.

(*) Banyak hal dapat dilakukan oleh orang-orang yang mengalami senasib sepenanggungan. Kebutuhan mereka sering kali sama. Yang biasa terjadi dalam hidup sehari-hari adalah orang hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Orang merasa bahwa hanya dirinyalah yang dapat membantu dirinya sendiri dalam kesulitan-kesulitan hidup. Padahal, ada begitu banyak orang yang siap membantu bila terjadi suatu kesulitan dalam hidup.

# Kisah di atas mengajak kita untuk menyadari keterbatasan kita sebagai manusia. Manusia itu makhluk yang terbatas. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, kalau ia menyingkirkan orang lain dalam hidupnya. Karena itu, saling melayani dalam hidup ini menjadi sangat penting. Suami mesti melayani istrinya yang membutuhkan bantuannya.

(Anonim)

Baru Bisa Melihat (Kisah Inspiratif)


Di sebuah gerbong kereta api yang penuh, seorang pemuda berusia kira-kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu senang melihat pemandangan sekitarnya.


Dengan girang, ia berteriak dan berkata kepada ayahnya, ”Ayah! coba lihat, pohon-pohon itu… mereka berjalan menyusul kita".



Sang ayah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan wajah yang juga ceria. Ia begitu bahagia mendengar celoteh putranya itu.



Di samping pemuda itu, ada sepasang suami istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak-kanakan itu. Mereka berdua merasa sangat risih.



Kereta terus berlalu. Tidak lama pemuda itu kembali berteriak, “Ayah! lihat itu, itu awan kan…? lihat… mereka ikut berjalan bersama kita juga…”.



Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan kebahagiaan.



Dua orang suami-istri di samping pemuda itu tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu, “Kenapa Anda tidak membawa anak Anda ini ke dokter jiwa?”



Sejenak, ayah pemuda itu terdiam. Lalu ia menjawab, “Kami baru saja kembali dari rumah sakit, anakku ini menderita kebutaan sejak lahir. Tadi ia baru dioperasi, dan hari ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya”.

Pasangan suami istri itu pun terdiam seribu bahasa.

#Setiap orang mempunyai cerita hidup masing-masing. Oleh karena itu, jangan memvonis seseorang dengan hal yang kita lihat saja. Barangkali bila kita mengetahui kondisi sebenarnya kita akan tercengang. Maka, kita Perlu “BERPIKIR SEBELUM BICARA…”

(Anonim)

Aku Ada

Selayaknya tsunami,,,
Ia meluluhlantahkan segala yang ia lalui
Meratakan candi-candi yang telah berdiri kokoh
Membawanya ke samudera yang tak bertepi
Kini ku harus mengumpulkan puing-puing itu
Meski hati meringis dan terus meringis
Ada rasa yang menyeruak, menyesakkan aliran darah
Membuat jantung berdegup lebih kencang
Aku hanya tak ingin ia mengiris teralu dalam
Mengukir luka dalam keabadian...
Kadang aku berpikir ingin ke sana
Berkelana ke dunia antah-berantah
Namun, pandangan telah mental
Dinding tak berwjah membatasinya
Hanya imaji yang leluasa menari di sana...

Mungkinkah serupa dengan kisah ombak dan karang? Atau semisal kisah tetesan air dengan karang?


Sabar memang tak terbatas
Ia bak tetsan air yang bisa menghancurkan karang
Namun, semua begitu abstrak,

Mungkinkah aku tetesan air itu???

4 Feb '13
22 .... Ponsel bergetarr (Tamparan Kedua)
#AkuAda

Rabu, 19 Februari 2014

Sajak-Sajak Patah (Part 2)

Aku hanya ingin lebih lama tersenyum,
Bersenda gurau dengannya...
Andai saja tuhan masih mengizinkan kita bersua lebih lama 
Aku akan melumat rindu yang telah lama terendap
Mengeringkan bilur-bilur rasa yang kian meleleh... 
Namun, Ia hanya membuat rinduku makin membuncah
Ia semakin menggebu berlagu bersama degup jantung
Kini... aku hanya menghitung tetes demi tetes rinai hujan untuk menidurkan rindu...

Cerita Rakyat Luwu Timur (Riwayat Wasuponda)


Di masa silam, di Sulawesi Selatan ada sebuah desa yang kelak dikenal dengan nama Wasuponda. Menurut cerita, daerah itu awalnya merupakan sebuah danau dan di kelilingi rangkaian gunung.
Sebelum kering, danau itu dikuasai oleh makhluk halus yang haus kekuasaan. Ia selalu bernafsu menguasai daerah lain. Suatu saat ia mencoba merebut Danau Matano. Karena tak ingin berperang, penguasa Danau Matano mengajak berdamai, namun penguasa Danau Wasuponda menolak. Penguasa Danau Matano lantas mencari cara agar perang tidak terjadi.
Penguasa Danau Matano akhirnya mendapatkan cara. Ucapnya kepada penguasa Danau Wasuponda, “Danau Matano boleh kau kuasai, asal kita bertanding dulu untuk mengeringkan danau masing-masing.”
“Baik,” jawab penguasa Danau Wasuponda pongah.
            Pada hari yang telah ditentukan, penguasa dan penghuni Danau Matano datang ke Danau Wasuponda.
            “Ayo, perlihatkan apa yang dapat kalian lakukan!” seru penguasa Danau Wasuponda kepada penguasa Danau Matano, penuh kesombongan. “Hohoho! Kalian tak mungkin dapat melakukannya! Danau Matano akan jadi milik kami! Hohoho!”
            “Baik”
            Saat itu siang hari. Matahari bersinar terik. Di angkasa tak ada sepotong awanpun terlihat. Penguasa dan penghuni Danau Matano mengelilingi Danau Wasuponda. Mereka beraksi. Dengan kekuatan penuh, mereka menghantamkan tangan ke salah satu gunung di tepi Danau Wasuponda.
            Blar!
            Gunung itu runtuh. Suara dahsyat menggelegar.
Byur, byur!
Bebatuan gunung beguguran memenuhi Danau Wasuponda. Akibatnya air danau meluap, mengalir ke segala arah. Danau Wasuponda akhirnya kering.
            Melihat itu, penguasa Danau Wasuponda panas. Ia dan penghuni Danau Wasuponda cepat pergi ke Danau Matano. Tiba di sana mereka mengelilingi Danau Matano. ‘Lihat yang akan kami lakukan!” seru penguasa Danau Wasuponda, sombong sekali.
            Mereka beraksi.
            Namun keadaan Danau Matano tidak berubah. Penghuni Danau Wasuponda pun mengalami kekalahan. Karena letih, mereka beristirahat. Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh munculnya sebauh daratan di tengah-tengah Danau Matano. Daratan itu muncul karena Danau Wasuponda telah berubah. Danau Matano dan Danau Wasuponda memang saling berhubungan.
            Karena daratan di tengah Danau matano itu sering timbul-tenggelam, maka kemudian diberi nama Nuha, yang artinya timbul-tenggelam. Sementara Danau Wasuponda berubah jadi daratan dan banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan besar. Selain itu, di daerah ini juga banyak tumbuh nenas yang hidup di atas batuan. Karena itu, daerah tersebut kemudian dinamakan Wasuponda. Wasu artinya batu, sedangkan pondaa artinya nenas. Jadi Wasuponda berarti nenas yang tumbuh di atas batu.

Sajak-Sajak Patah (Part 1)

Aku masih di sini
Merindukan sajak tentangmu
Meski mereka berkoar tentang kelusuhanmu,
Sajak-sajakmu yang patah
Aku takkan peduli
Aku masih di sini...
Di celah senja menatap jauh ke ujung cakrawala
Sesekali menengadah menembus mega-mega
Namun, sang bayu tak membawa kabar tentangmu...

Selasa, 18 Februari 2014

Pilu

Gemuruh berkejar-kejaran di cakrawala
Petir menyambar-nyambar bak lidah api
Aroma pekat sudah mulai terasa
Wangi senja pun kini telah pergi

Rintik hujan mengalun makin merdu
Hembusan angin malam membisu
Dedaunan hanya tertunduk lesu
Bau basah tanah menceritakan pilu

Kebersamaan yang Tertunda

Ku telah berikrar sebelumnya
Tak ingin mengantarmu dgn isakku
Kini ku ingkari semunya
Dadaku kembali sesak

Telah kukerahkan rasaku
Namun, aku tenggelam

Kebahagiaan memang ibarat pelangi
Ia begitu indah
Namun, begitu singkat

Maafkannku Ɣåήƍ telah melumat keindahan itu
Membuatku lupa siapa aku
Tapi, mengapa ku hilang arah
Hanya kebersamaan kita Ɣåήƍ memenuhi ingatanku

Kau telah berhasil menghipnotisku...
Terima kasih...
Kau telah mengibarkan senyummku
Meski jarak memisahkan
Ku ingin persaudaraan kita tak terpisah...