Jejak-jejak Ramadan makin dekat
Gemuruh dalam jiwa kian terasa
Ada pilu yang menggantung di dada
Tentang sesal yang kian menyesak
Berjuta pikir dan laku yang ter-sesat
Menggurat, memintal, menjalin cerita
Namun, Ramadan tetap menyapa ramah
Tanpa peduli remuk wajah yang semrawut
Aku tertunduk malu
Membalas sapanya dalam hati
Menyambutnya dengan senyum simpul
Namun, tetap saja luka menganga dalam tatap
Jiwa berontak, meraung, meratap
Mencari seberkas cahaya dalam gelap
Menuju terang yang gemerlap
Membawa jiwa dalam buaian: lelap
Bumi Nikel, 17 Mei 2018
(Kamis, 1 Ramadan 1439 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar