Kamis, 31 Mei 2018

Predestinasi

Tatkala kau telah berdiri di puncak keberhasilan
Kau akan sadar bahwa proses adalah jalan berliku nan indah
Duka yang mendalam akan berubah menjadi suka
Perih yang menyayat akan menjelma menjadi ceria

Manusia takkan mampu melawan takdir
Takdir Tuhan takkan mungkin dibendung
Manusia hanya bisa berdamai dengan suratan
Tanpa pernah bisa mengubah qada dan qadar

Sesakit apapun itu
Kau harus menikmati peranmu sendiri
Tuhan tak menyediakan pemeran pengganti

Dan ketahuilah
Opera Tuhan jauh lebih apik
Lebih menarik
Jika kau percaya

Pepper Earth, 31 Mei 2018
(Kamis, 15 Ramadan 1439 H)

Rabu, 30 Mei 2018

Terapi Hati


Hati adalah penggerak jiwa dan raga
Jika hati rusak, rusaklah seluruh badan

Lalu bagaimana jika hati mulai terjangkit penyakit?

Waspadalah, ia akan menjalar dengan begitu cepat
Mula-mula hati akan hilang daya tahan
Iman pun merosot tajam - jatuh bebas

Bagaiamana caranya untuk bangkit?

Sibukkan diri dengan firman Allah
Resapi dan pahami kalamullah
Biarkan ia menyejukkan jiwa
Mendamaikan hati

Tetap langkahkan kaki di jalan-Nya
Jangan letih berlari dari tegah-Nya
Pelihara diri dalam rute-Nya
Teguhkan hati di jalan lurus-Nya

Lalu,
Bertaubatlah
Taubat dengan lisan dan laku
Dibenarkan hati;
Dilakukan raga.

Pepper Earth, 30 Mei 2018
(Rabu, 14 Ramadan 1439 H)

Selasa, 29 Mei 2018

Jagalah (Mata) Hati

Karena kau tak sama dengan mereka
Kau tak perlu merundung diri
Merusak hari dengan luapan emosi
Membutakan beningnya mata hati

Tak mengapa mereka ke sana ke mari
Sedangkan kau tetap berdiri di sini
Kau tidak usah memelintir rasa
Merisak hati hingga sesak, sesesak-sesaknya

Nikmati yang kaumiliki
Syukuri yang kauterima
Karena sejatinya bahagia adalah mensyukuri
Menikmati setiap yang Ia beri
Bukan justru mengerdilkan diri
Apalagi memupuk iri dalam hati
Karena sejatinya mati adalah dengki

Pepper Earth, 29 Mei 2018
(Selasa, 13 Ramadan 1439 H)

Senin, 28 Mei 2018

Jatuh (Bangun)

Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)

Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu

Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya

Sedangkan untuk menemukanmu,
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu,
Menggenapkan batin,
Salahkah jika aku merayu-Nya??

Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)

Jatuh (Bangun)

Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)

Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu

Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya

Sedangkan untuk menemukanmu,
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu,
Menggenapkan batin,
Salahkah jika aku merayu-Nya??

Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)

Jatuh (Bangun)

Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)

Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu

Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya

Sedangkan untuk menemukanmu,
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu,
Menggenapkan batin,
Salahkah jika aku merayu-Nya??

Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)

Jatuh (Bangun)

Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)

Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu

Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya

Sedangkan untuk menemukanmu
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu
Menggenapkan batin
Salahkah jika aku merayu-Nya??

Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)

Minggu, 27 Mei 2018

Lepaskan

Lepaskan
Setiap ia yang ingin pergi jika ditahan-tahan - dipaksa untuk tetap tinggal - pasti tidak mengenakkan - hanya menyisakan ketidaknyamanan

Lepaskan
Ia yang pergi akan berganti - Tuhan akan mengganti dengan ia yang lebih baik

Lepaskan
Berdamailah dengan diri - biarkan perasaan tenang bertakhta dalam hati

Pepper Earth, 27 Mei 2018
(Ahad, 10 [11] Ramadan 1439 H)

Sabtu, 26 Mei 2018

Takut

Takut akan kehilanganmu adalah manusiawi
Serupa dengan ketakutan-ketakutan lainnya
Takut hidup tanpa mimpi
Takut kau tak bahagia di sisi

Namun, takut kehilangan Tuhan adalah hakiki
Ia adalah napas dan jiwa kehidupan
Sayangnya, tak banyak yang menyadari
Kebanyakan kita, lalai

Pepper Earth, 26 Mei 2018
(Sabtu, 10 Ramadan 1439 H)

Jumat, 25 Mei 2018

Kata-Kata

Kata-kata adalah parang
Ia akan tumpul dengan sendirinya jika tak diasah

Kata-kata adalah pedang
Ia bisa saja melukai (kita) jika tidak lihai menggunakannya

Kata-kata adalah Dia
Begitu indah - membahagiakan, namun sulit bertakhta dalam hati

Pepper Earth, 25 Mei 2018
(Jumat, 9 Ramadan 1439 H)

Kamis, 24 Mei 2018

Tentag Kau, Aku, dan Dia

Perkara aku dan Dia di masa lalu
Perkara kau dan Dia di masa silam
Itu urusan masing-masing diri dengan-Nya

Perkara kisah lalumu,
itu adalah mililmu seutuhnya,
cerita yang dapat kau pelajari

Perkara hari ini, esok, dan esoknya lagi
Itu urusan kita, aku dan kau

Tugasku adalah menjemputmu
Tugasmu adalah menerimaku
Tugas kita adalah bersama
Bergandengan tangan menuju rida-Nya

Pepper Earth, 24 Mei 2018
(Kamis, 8 Ramadan 1439 H)

Rabu, 23 Mei 2018

Dia: Segalanya

Karena yang dimiliki bukanlah milik kita seutuhnya
Ia akan tetap pergi jika pemiliknya telah mengambilnya
Namun, tatap saja kehilangan akan mengikutinya
Mungkinkah kita telah ingkar kepada titah-Nya?

Sebab yang di tangan tidak selalu dalam genggaman
Ia akan tetap menjauh jika tiba saatnya meninggalkan
Tapi, kadang kala ketidakikhlasan begitu menyesakkan
Bisa jadi iman melemah serta merta tanpa pengabaran

Pepper Earth, 23 Mei 2018
(Rabu, 7 Ramadan 1439 H)

Selasa, 22 Mei 2018

Kosong

Takada yang lebih sepi daripada hilangnya keinginan untuk bersua dengan sang pencipta

Takada yang lebih sunyi daripada senyapnya puja-puji yang terucap kepada Ia yang Esa

Takada yang lebih hampa daripada matinya rasa percaya kepada Ia sang maha segalanya

Pepper Earth, 22 Mei 2018
(Selasa, 6 Ramadan 1439 H)

Senin, 21 Mei 2018

Manusia

Mungkin kita sering mungkir
Padahal, rahmat terhampar di mana-mana
Berkilauan laksana butiran mutiara
Namun, kedua mata seolah buta

Hati kecil telah teperdaya dunia
Rupiah menjadi tujuan utama
Ibadah dan salat seringkali lena
Demi dunia yang jelas-jelas fana

Mungkin kita sering ingkar
Padahal, anugerah menghujan tiada jeda
Mengguyur seluruh penghuni semesta
Namun, syukur begitu sulit terewajantah

Bibir hanya bisa berucap dengan fasih
Tapi hati kadang enggan tunduk patuh
Ia lebih sering berontak mencari celah
Melahirkan aksioma dari setiap khilaf

Pepper Earth, 21 Mei 2018
(Senin, 5 Ramadan 1439 H)

Minggu, 20 Mei 2018

Bukan

Bukan salah siapa-siapa
Allah hanya sedang ingin menguji

Bukan apa-apa
Kuasa Allah tak pernah tertandingi

Pepper Earth, 20 Mei 2018
(Ahad, 4 Ramadan 1439 H)

Sabtu, 19 Mei 2018

Memantaskan Diri Menjadi Gurunya Manusia demi Mewujudkan Sekolahnya Manusia


(Sebuah catatan tentang seminar Sekolahnya Manusia oleh Munif Chatib di Bumi Batara Guru [Sorowako, 19 Mei 2018])
 

Pendidikan adalah cahaya yang dapat menerangi hati dan pikiran agar kita dapat menjadi manusia seutuhnya dan memanusiakan manusia lainnya (#TM).

Ada beberapa catatan penting yang disampaikan pak Munif Chatib dalam seminar pendidikan kali ini, yaitu sebagai berikut.

1.        Desentralisasi pendidikan dengan memaksimalkan kearifan lokal sangat perlu diimplementasikan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia (akan dibahas dalam buku terbaru pak Munif Chatib, Kurikulumnya Manusia).

2.        Indonesia adalah zamrud khatulistiwa apabila kurikulumnya tepat, yaitu dengan mengintegrasikan karifan lokal (local wisdom).

3.        Manusia pembelajar adalah mereka yang tidak pernah merasa menjadi gajah di kandang sendiri.

4.        Pilar Sekolahnya Manusia
a.       Agent of change: menjadi agen perubahan (mengubah perilaku ke arah yang lebih baik – mengoptimalkan potensi anak).
b.      The best process: belajar berkualitas dan menyenangkan (menggunakan strategi mengajar yang tepat dan menyenangkan). Rumusnya: Gaya memgajar guru = gaya belajar siswa.
Misalnya: Movie learning, parodi (membuat materi pelajaran dalam bentuk lagu), performance (penampilan), dll. Ada lebih 200 metode mengajar yang dapat diterapkan guru di kelas.
c.       The best teachers (gurunya manusia): fasilitator, katalisator (pemantik), tidak terjangkit virus 4T (ngomong terus [perbanyak aksi/mengalami/mempraktikkan], buku ajar adalah segalanya [buku ajar harus hidup], task analisis [tujuannya apa, untuk apa dipelajari], tracking [pengelompokan, kelas unggulan]), menjadi teladan.
d.      Authentic assesment: menilai secara autentik (psikoafektif, psikomotorik, psiko-kognitif).
Kognitif mikir (nilai di atas kertas)
e.       Quality control: kontrol kualitas agar pilar 1-4 kontinu. Manajemen (Total quality management), guru (penilian kinerja), siswa (target kelulusan)

5.        Kecerdasan seorang anak tidak berhubungan dengan kondisi fisik, kondisi otak, dan hasil tes-tes standar. Kecerdasan adalah kebiasaan (perilaku yang diulang-ulang), berupa kreativitas dan problem solving.

6.        Temukan kecerdasan anak dengan MIR (Multiple Intelligences Research)  dan beri stimulus yang tepat sehingga mereka melahirkan kompetensi yang maksimal.
Analoginya: setiap botol memiliki cara (teknik) tersendiri untuk membukanya, begitupula dengan membuka pemikiran siswa, dibutuhkan teknik mengajar guru yang berbeda untuk setiap anak.
Salah satu caranya membuat angket/kuesioneruntuk siswa:
Tuliskan 5 masalah yang paling besar Anda alami saat ini!

7.        Guru harus menjadi teladan, orang tua, dan sahabat bagi siswa, namun guru harus pintar-pintar menempatkan diri pada tempatnya.

8.        Prestasi lahir dari kemampuan yang dibangun sejak kecil karena definisi prestasi begitu luas, bisa dalam hal sikap, kemampuan interpersonal, keterampilan, dkk.

9.        Cara menemukan keistimewaan setiap anak
a.       Samakan paradigma: Tidak ada anak yang bodoh
Ubah paradigma (pola pikir) dengan fakta kemudian landasi dengan teori, bukan sebaliknya (teori – fakta).
b.      Cari cara bagaimana melakukannya (how to)
Guru harus melihat sisi positif setiap siswa dan melakuan cara-cara atau pendekatan/teknik tertentu untuk memunculkan karakter positif tersebut.
c.       Berkomitmen untuk terus memperbaiki diri (belajar)
Guru harus menjadi insan pembelajar, belajar memantaskan diri menjadi guru.

10.    Bukan tentang jumlah siswa dalam satu kelas, melainkan tentang kualitas/kompetensi guru dalam menyajikan materi yang dapat melahirkan generasi emas untuk masa depan.


(Tamzir #TM)

Ramadan: Bulan Perawatan

Ramadan adalah bulan perawatan
Tempat merawat diri agar ia selalu tunduk kepada sang maha memiliki

Ramadan adalah bulan pemeliharaan
Tempat memelihara hati agar ia selalu mengingat kepada sang maha Esa

Ramadan adalah bulan penjagaan
Tempat menjaga iman agar ia terus tumbuh dan berkembang atas nama-Nya

Ramadan adalah bulan peng-asuhan
Tempat mengasuh nafsu agar ia terdidik untuk tunduk hanya kepada-Nya

Bumi Nikel, 19 Mei 2018
(Sabtu, 3 Ramadan 1439 H)

Jumat, 18 Mei 2018

Sadarkah Kita

Mendung masih menggantung
Mendekap mentari dalam-dalam
Sedari kemarin dingin membuat gigil
Melahap terik, meluruhkan dahaga

Sayang, ia masih saja dicerca
Penghambat jejak langkah kaki
Anugerah dari Tuhan diacaci
Mengabaikan rahmat demi amarah

Akh, manusia terlalu sering berucap sumpah serapah
Menghambur dari bibir, terlontar dengan kata-kata
Tatapan sinis mengantar tanpa pamrih
Amarah memuncak mendidihkan raga

Sungguh merugi
Dosa-dosa terus mengalir
Membanjir dari dalam diri
Sementara Ramadan terus berlalu
Detik demi detik

Adakah kita rasa??

Bumi Nikel, 18 Mei 2018
(Jumat, 2 Ramadan 1439 H)

Kamis, 17 Mei 2018

Ramadan Karim

Jejak-jejak Ramadan makin dekat
Gemuruh dalam jiwa kian terasa
Ada pilu yang menggantung di dada
Tentang sesal yang kian menyesak

Berjuta pikir dan laku yang ter-sesat
Menggurat, memintal, menjalin cerita
Namun, Ramadan tetap menyapa ramah
Tanpa peduli remuk wajah yang semrawut

Aku tertunduk malu
Membalas sapanya dalam hati
Menyambutnya dengan senyum simpul
Namun, tetap saja luka menganga dalam tatap

Jiwa berontak, meraung, meratap
Mencari seberkas cahaya dalam gelap
Menuju terang yang gemerlap
Membawa jiwa dalam buaian: lelap

Bumi Nikel, 17 Mei 2018
(Kamis, 1 Ramadan 1439 H)