Karena hidup adalah sebuah kisah yang telah tersusun apik oleh Sang Mahakuasa, biar kutuliskan sedikit kisah dalam kanvas yang Ia anugerahkan meski tak seapik guratan-Nya.... "Bila pagi adalah kanvas putih yang kuterima, biarkan kugoreskan rasa dan asa ini hingga senja menyapa..." #TM
Jumat, 17 Agustus 2018
Hikayat Si Miskin
Nenek Pakande
Rabu, 27 Juni 2018
27 Juni Ke-30
27 Juni Pukul 00.00
Waktu adalah anugerah terindah dari Tuhan. Meski ia tidak dapat diputar kembali, namun Tuhan selalu memberi kesempatan untuk berbenah diri.
Waktu adalah ujian. Ia akan terus berlalu tanpa pernah peduli, bahagiah atau sedihkah engkau. Namun, kita harus tetap peduli dengan diri sediri (memantaskan diri) karena waktu tidak pernah menunggu.
Hanya kuasa Tuhan yang dapat menuntun, membimbing, dan meneguhkan hati agar langkah tak mangkir dari titah-Nya. Semoga aku tak pernah letih merayu agar selalu dalam lindungan-Nya hingga aku benar-benar kembali.
Pepper Earth, 27 Juni 2018
Minggu, 17 Juni 2018
Sesal
Tersesat dalam labirin rasa
Rindu hanyalah semu yangi membayang
Yang nyata hanyalah sesal yang membuncah
Entah sampai kapan
Wanua Massengereng, 17 Juni 2018
(Ahad, 3 Syawal 1439 Hijriah)
Jumat, 15 Juni 2018
Lebar-an - Idulfitri
Tiba saatnya membuka hati selebar-lebarnya untuk meminta maaf dan memaafkan
Tiba masanya membuka pikiran seluas-luasnya bahwa setiap insan pasti pernah khilaf
Tiba waktunya membuka jiwa sedalam-dalamnya untuk menyambut lembaran baru yang suci
Semoga kembali fitrah
Wanua Massengereng, 15 Juni 2018
(Jumat, 1 Syawal 1439 Hijriah)
Kamis, 14 Juni 2018
Malam Takbiran
Rindu membuncah
Sesak memenuhi rongga dada
Seketika sunyi menyerang
Menggerogoti seluruh raga
Ia benar-benar pergi
Meninggalkan tanpa isyarat
Namun, hadirnya lekat dalam ingatan
Menebalkan iman dalam jiwa
Mampukah bertahan
Tak goyah diterpa prahara
Tak ruai dihantam badai
Hingga temu menghampiri
Wanua Massengereng, 14 Juni 2018
Ingin (Bertemu Kembali)
Dan kita telah berdiri di penghujung jalan
Menilik dalam-dalam punggung tempatku berlabuh
Dan kau takkan mungkin berbalik
Memelukku lagi walau hanya sekejap
Telah tiba waktunya untuk pergi
Takada yang bisa menghalangi
Kau akan tetap berlalu - meninggalkan
Menyisakan sejuta harap dalam jiwa
Aku akan tetap menanti
Karena kau pasti kembali
Dan aku ingin tetap di sini
Berharap takkan pergi
Wanua Massengereng, 14 Juni 2018
(Kamis, 29 Ramadan 1439 H)
Malam Terakhir
Akan datang sunyi menyambangi
Menggulung hiruk-pikuk tentang-Nya
Melipat segala rutinitas untuk bersama
Semoga gelap tak kembali memeluk erat
Jiwa ingin tetap riuh dengan nama-Nya
Hati selalu damai memuja keagungan-Nya
Bibir selalu basah, mengeja firman-Nya
Kaki selalu melangkah menuruti titah-Nya
Akankah aku bisa sedekat ini terus?
Menyapa hampir di setiap awal waktu
Menyebut asma di setiap embusan napas
Mengagumi kuasa-Mu di setiap mata memandang
Dan Engkau benar-benar menjagaku
Mengalihkanku dari segala yang tak kuingini
Lindungi Aku
Selalu
Wanua Massengereng, 14 Juni 2018
(Kamis, 29 Ramdan 1439 H, 00.28 WITA)
Rabu, 13 Juni 2018
Pergi
Setiap yang datang akan pergi
Dan kali ini,
Apakah benar kau akan kehilangan?
Seperti kehilangan akan dunia yang meninggalkan?
Setiap yang pergi akan berganti
Tentang Ramadan,
Adakah yang lebih baik darinya??
Dilipatgandakannya segala perkara hidup mati
Beruntung,
Ingin itu tetap tumbuh subur di hati
Berharap rajut temu dengannya
Lagi, lagi, lagi, dan lagi
....
Wanua Massengereng, 13 Juni 2018
(Rabu, 28 Ramadan 1439 H)
Selasa, 12 Juni 2018
Kau
Takada lagi jejak tentangmu
Hanya subur di dalam kepala
Kering kerontang di dalam nyata
Semoga saja tak mati
Hingga ke akar-akarnya
Wanua Massengereng, 12 Juni 2018
(Selasa, 27 Ramadan 1439 H)
Aku
Aku harus terus berusaha berada di tengah
Mendayung dengan seimbang agar tak karam
Melabuhkan segalanya kepada-Nya adalah bahagia selamanya
Melabuhkan semunya hanya kepadanya, sesal selamanya
Wanua Massengereng, 12 Juni 2018
(Selasa, 27 Ramadan 1439 H)
Minggu, 10 Juni 2018
Amin
Biijudikaa aamiin
Dan pekikan "Aamiin" menggema di telinga
Telah lama doa-doa itu tak terdengar lagi
Tenggelam dalam doa sunyi senyap masing-masing
Menggema dalam sukma tanpa suara
Berlabuh dalam-dalam pada jiwa yang gamang
Allahummashalli waassalimalaih
Dan pekikan "Aamiin" kembali menggema di telinga
Ada riuh menggaung memenuhi langit-langit surau
Doa-doa, puji-pujian tercurahkan tanpa jeda
Ada harap yang tak terputus dari jiwa-jiwa rapuh
Karena hanya kepada-Mu segala harap berlabuh
Wanua Massengereng, 10 Juni 2018
(Ahad, 25 Ramadan 1439 H)
Jumat, 08 Juni 2018
Ramadan Keenam
Sudah enam kali aku kehilanganmu
Mengikhlaskan segalanya kepada jarak
Meski ingin tentangmu begitu besar
Menggumpal di dalam rongga dada
Sudah enam kali aku melepasmu
Membiarkan pekat membawamu pergi
Meski kutahu rupamu yang sama takkan kutemui
Walau kau datang menyapa kembali
Sudah enam kali aku ...
Akh, aku masih saja takbisa berbuat apa-apa
Hanya bisa berpasrah - berserah diri
Karena Dia mahatahu
Wasuponda - Bone-Bone, 8 Juni 2018
(Jumat, 23 Ramadan 1439 H)
Kamis, 07 Juni 2018
Mata
Mata adalah kunci
Penutup pintu hati
Jika ia mampu menutup pintu (hati)
Dengan dalih takut kepada-Nya
Berkahlah seisi badan
Mata adalah kunci
Pembuka mata hati
Tatkala ia mampu bangkit - terjaga
Dengan janji bersua dengan-nya
Bahagiahlah seluruh jiwa
Pepper Earth, 7 Juni 2018
(Kamis, 22 Ramadan 1439 H)
Aku Ingin (Dia)
Dan kau berhasil membuatku takbisa jauh
Berlalu-lalang, memenuhi ruang-ruang kepala
Menjelma dalam setiap tarikan napas
Melebur dengan udara yang berembus
Namun, aku tak ingin kehilangan Dia
Aku ingin Ia tetap di sini,
Bertakhta dalam hati
Karena kepala selalu tunduk pada hati
Pepper Earth, 7 Juni 2018
(Kamis, 22 Ramadan 1439 H)
Selasa, 05 Juni 2018
Ke-datang-an(mu)
Tatkala kau yang dinanti datang menyapa
Seberapa siapkah aku menjemputmu?
Ritual apa telah kusiapkan tuk menyambutmu?
Adakah jamuan kusediakan untukmu?
Segalanya menjadi anomali
Aku pontang-panting ke sana ke mari
Bukankah ia yang aku ingin-ingini
Aku idam-idamkan setiap hari
Kini, ia benar-benar datang untukku
Lantas, mengapa aku seolah sangsi?
"Ajak dia bercanda, bersenda gurau bersama,
Ia tak semenjemukan yang kau kira."
Kelak, aku akan merindukannya
Seperti rinduku yang menggunung
Kepada ia yang telah lalu - pergi
Pepper Earth, 5 Juni 2018
(Selasa, 20 Ramadan 1439 H)
Kehilangan(mu)
Dan engkau pergi tanpa kusadari
Kehilangan(mu) begitu memilukan
Kau takkan mungkin kembali
Sampai kapanpun,
Kau takkan pernah kembali
(19 Ramadan 1439 H)
Minggu, 03 Juni 2018
Hidupilah (Hidupmu)
Kadang hati berombak karena kata-kata mereka begitu pedas,
Padahal kau tak hidup untuk mereka
Kadang mata menggelap karena tatapan-tatapan mereka begitu tajam,
Padahal kau ada bukan untuk mereka
Hidupilah hidupmu sendiri tanpa pernah merusak kehidupan mereka - sesama makhluk ciptaan-Nya
Jangan ragu melangkahkan kaki selama kau tetap berjalan di jalan-Nya
Karena dengan izin dan rahmat Tuhanlah, engkau ada
Pepper Earth, 3 Juni 2018
(Ahad, 18 Ramadan 1439 H)
Sabtu, 02 Juni 2018
Hidup - Perjalanan
Menegadah ke langit luas terus-menerus hanya menjadikan leher terasa pegal - kaku
Menunduk ke bumi dalam-dalam hanya menjadikan mata pening - berkunang-kunang
Menatap ke depan tanpa pernah berpaling sekalipun hanya membuat kaki kesandung -jatuh tersuruk
Tak mengapa kau fokus ke depan (tujuan),
Namun sesekali kau butuh menegadah - pemacu untuk terus berjalan
Dan kau butuh menunduk agar tak melayang di awang-awang
Introspeksi dirilah dan tetap bersyukur
Pepper Earth, 2 Juni 2018
(Sabtu, 17 Ramadan 1439 H)
Jumat, 01 Juni 2018
Dekap dan Nikmatilah
Kau tak perlu mengutuk sepi
Bukankah Alquran diturunkan pada saat Rasulullah menyepi?
Dekaplah sepimu
Dengan sepi, kau lebih dekat dengan penciptamu,
Berbincang tentang semua keluh kesahmu
Nikmatilah sepimu
Dengan sepi, kau akan tenang dan damai
Membesarkan hati, berserah diri kepada Dia yang Esa
Rawat dan peliharalah Ia dalam jiwa
Kau tak perlu berlari menuju gemerlap dunia
Mencari kesenangan dengan jalan pintas
Mengabaikan kebahagian sejati yang hakiki
Karena firman-Nya sudah sangat jelas
Takada keraguan di dalamnya
Petunjuk jalan lurus
Pepper Earth, 1 Juni 2018
(Jumat, 16 Ramadan 1439 H)
Kamis, 31 Mei 2018
Predestinasi
Tatkala kau telah berdiri di puncak keberhasilan
Kau akan sadar bahwa proses adalah jalan berliku nan indah
Duka yang mendalam akan berubah menjadi suka
Perih yang menyayat akan menjelma menjadi ceria
Manusia takkan mampu melawan takdir
Takdir Tuhan takkan mungkin dibendung
Manusia hanya bisa berdamai dengan suratan
Tanpa pernah bisa mengubah qada dan qadar
Sesakit apapun itu
Kau harus menikmati peranmu sendiri
Tuhan tak menyediakan pemeran pengganti
Dan ketahuilah
Opera Tuhan jauh lebih apik
Lebih menarik
Jika kau percaya
Pepper Earth, 31 Mei 2018
(Kamis, 15 Ramadan 1439 H)
Rabu, 30 Mei 2018
Terapi Hati
Hati adalah penggerak jiwa dan raga
Jika hati rusak, rusaklah seluruh badan
Lalu bagaimana jika hati mulai terjangkit penyakit?
Waspadalah, ia akan menjalar dengan begitu cepat
Mula-mula hati akan hilang daya tahan
Iman pun merosot tajam - jatuh bebas
Bagaiamana caranya untuk bangkit?
Sibukkan diri dengan firman Allah
Resapi dan pahami kalamullah
Biarkan ia menyejukkan jiwa
Mendamaikan hati
Tetap langkahkan kaki di jalan-Nya
Jangan letih berlari dari tegah-Nya
Pelihara diri dalam rute-Nya
Teguhkan hati di jalan lurus-Nya
Lalu,
Bertaubatlah
Taubat dengan lisan dan laku
Dibenarkan hati;
Dilakukan raga.
Pepper Earth, 30 Mei 2018
(Rabu, 14 Ramadan 1439 H)
Selasa, 29 Mei 2018
Jagalah (Mata) Hati
Karena kau tak sama dengan mereka
Kau tak perlu merundung diri
Merusak hari dengan luapan emosi
Membutakan beningnya mata hati
Tak mengapa mereka ke sana ke mari
Sedangkan kau tetap berdiri di sini
Kau tidak usah memelintir rasa
Merisak hati hingga sesak, sesesak-sesaknya
Nikmati yang kaumiliki
Syukuri yang kauterima
Karena sejatinya bahagia adalah mensyukuri
Menikmati setiap yang Ia beri
Bukan justru mengerdilkan diri
Apalagi memupuk iri dalam hati
Karena sejatinya mati adalah dengki
Pepper Earth, 29 Mei 2018
(Selasa, 13 Ramadan 1439 H)
Senin, 28 Mei 2018
Jatuh (Bangun)
Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)
Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu
Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya
Sedangkan untuk menemukanmu,
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu,
Menggenapkan batin,
Salahkah jika aku merayu-Nya??
Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)
Jatuh (Bangun)
Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)
Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu
Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya
Sedangkan untuk menemukanmu,
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu,
Menggenapkan batin,
Salahkah jika aku merayu-Nya??
Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)
Jatuh (Bangun)
Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)
Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu
Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya
Sedangkan untuk menemukanmu,
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu,
Menggenapkan batin,
Salahkah jika aku merayu-Nya??
Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)
Jatuh (Bangun)
Karena sejatinya jatuh mengajarkan kita untuk bangkit (bangun)
Lantas bagaimana denganmu??
Aku selalu ingin jatuh pada hati yang sama - kamu
Agar aku tak pernah jenuh untuk bangun (cinta) - denganmu
Lalu bagiamana dengan-Nya??
Aku selalu ingin Ia ada di setiap embusan napasku - kekal
Agar aku tak pernah menjauh dari setiap titah - firman-Nya
Sedangkan untuk menemukanmu
Menyatukan jiwa dalam setiap detak detik waktu
Menggenapkan batin
Salahkah jika aku merayu-Nya??
Pepper Earth, 28 Mei 2018
(Senin, 12 Ramadan 1439 H)
Minggu, 27 Mei 2018
Lepaskan
Lepaskan
Setiap ia yang ingin pergi jika ditahan-tahan - dipaksa untuk tetap tinggal - pasti tidak mengenakkan - hanya menyisakan ketidaknyamanan
Lepaskan
Ia yang pergi akan berganti - Tuhan akan mengganti dengan ia yang lebih baik
Lepaskan
Berdamailah dengan diri - biarkan perasaan tenang bertakhta dalam hati
Pepper Earth, 27 Mei 2018
(Ahad, 10 [11] Ramadan 1439 H)
Sabtu, 26 Mei 2018
Takut
Takut akan kehilanganmu adalah manusiawi
Serupa dengan ketakutan-ketakutan lainnya
Takut hidup tanpa mimpi
Takut kau tak bahagia di sisi
Namun, takut kehilangan Tuhan adalah hakiki
Ia adalah napas dan jiwa kehidupan
Sayangnya, tak banyak yang menyadari
Kebanyakan kita, lalai
Pepper Earth, 26 Mei 2018
(Sabtu, 10 Ramadan 1439 H)
Jumat, 25 Mei 2018
Kata-Kata
Kata-kata adalah parang
Ia akan tumpul dengan sendirinya jika tak diasah
Kata-kata adalah pedang
Ia bisa saja melukai (kita) jika tidak lihai menggunakannya
Kata-kata adalah Dia
Begitu indah - membahagiakan, namun sulit bertakhta dalam hati
Pepper Earth, 25 Mei 2018
(Jumat, 9 Ramadan 1439 H)
Kamis, 24 Mei 2018
Tentag Kau, Aku, dan Dia
Perkara aku dan Dia di masa lalu
Perkara kau dan Dia di masa silam
Itu urusan masing-masing diri dengan-Nya
Perkara kisah lalumu,
itu adalah mililmu seutuhnya,
cerita yang dapat kau pelajari
Perkara hari ini, esok, dan esoknya lagi
Itu urusan kita, aku dan kau
Tugasku adalah menjemputmu
Tugasmu adalah menerimaku
Tugas kita adalah bersama
Bergandengan tangan menuju rida-Nya
Pepper Earth, 24 Mei 2018
(Kamis, 8 Ramadan 1439 H)
Rabu, 23 Mei 2018
Dia: Segalanya
Karena yang dimiliki bukanlah milik kita seutuhnya
Ia akan tetap pergi jika pemiliknya telah mengambilnya
Namun, tatap saja kehilangan akan mengikutinya
Mungkinkah kita telah ingkar kepada titah-Nya?
Sebab yang di tangan tidak selalu dalam genggaman
Ia akan tetap menjauh jika tiba saatnya meninggalkan
Tapi, kadang kala ketidakikhlasan begitu menyesakkan
Bisa jadi iman melemah serta merta tanpa pengabaran
Pepper Earth, 23 Mei 2018
(Rabu, 7 Ramadan 1439 H)
Selasa, 22 Mei 2018
Kosong
Takada yang lebih sepi daripada hilangnya keinginan untuk bersua dengan sang pencipta
Takada yang lebih sunyi daripada senyapnya puja-puji yang terucap kepada Ia yang Esa
Takada yang lebih hampa daripada matinya rasa percaya kepada Ia sang maha segalanya
Pepper Earth, 22 Mei 2018
(Selasa, 6 Ramadan 1439 H)
Senin, 21 Mei 2018
Manusia
Mungkin kita sering mungkir
Padahal, rahmat terhampar di mana-mana
Berkilauan laksana butiran mutiara
Namun, kedua mata seolah buta
Hati kecil telah teperdaya dunia
Rupiah menjadi tujuan utama
Ibadah dan salat seringkali lena
Demi dunia yang jelas-jelas fana
Mungkin kita sering ingkar
Padahal, anugerah menghujan tiada jeda
Mengguyur seluruh penghuni semesta
Namun, syukur begitu sulit terewajantah
Bibir hanya bisa berucap dengan fasih
Tapi hati kadang enggan tunduk patuh
Ia lebih sering berontak mencari celah
Melahirkan aksioma dari setiap khilaf
Pepper Earth, 21 Mei 2018
(Senin, 5 Ramadan 1439 H)
Minggu, 20 Mei 2018
Bukan
Bukan salah siapa-siapa
Allah hanya sedang ingin menguji
Bukan apa-apa
Kuasa Allah tak pernah tertandingi
Pepper Earth, 20 Mei 2018
(Ahad, 4 Ramadan 1439 H)
Sabtu, 19 Mei 2018
Memantaskan Diri Menjadi Gurunya Manusia demi Mewujudkan Sekolahnya Manusia
Ramadan: Bulan Perawatan
Ramadan adalah bulan perawatan
Tempat merawat diri agar ia selalu tunduk kepada sang maha memiliki
Ramadan adalah bulan pemeliharaan
Tempat memelihara hati agar ia selalu mengingat kepada sang maha Esa
Ramadan adalah bulan penjagaan
Tempat menjaga iman agar ia terus tumbuh dan berkembang atas nama-Nya
Ramadan adalah bulan peng-asuhan
Tempat mengasuh nafsu agar ia terdidik untuk tunduk hanya kepada-Nya
Bumi Nikel, 19 Mei 2018
(Sabtu, 3 Ramadan 1439 H)
Jumat, 18 Mei 2018
Sadarkah Kita
Mendung masih menggantung
Mendekap mentari dalam-dalam
Sedari kemarin dingin membuat gigil
Melahap terik, meluruhkan dahaga
Sayang, ia masih saja dicerca
Penghambat jejak langkah kaki
Anugerah dari Tuhan diacaci
Mengabaikan rahmat demi amarah
Akh, manusia terlalu sering berucap sumpah serapah
Menghambur dari bibir, terlontar dengan kata-kata
Tatapan sinis mengantar tanpa pamrih
Amarah memuncak mendidihkan raga
Sungguh merugi
Dosa-dosa terus mengalir
Membanjir dari dalam diri
Sementara Ramadan terus berlalu
Detik demi detik
Adakah kita rasa??
Bumi Nikel, 18 Mei 2018
(Jumat, 2 Ramadan 1439 H)
Kamis, 17 Mei 2018
Ramadan Karim
Jejak-jejak Ramadan makin dekat
Gemuruh dalam jiwa kian terasa
Ada pilu yang menggantung di dada
Tentang sesal yang kian menyesak
Berjuta pikir dan laku yang ter-sesat
Menggurat, memintal, menjalin cerita
Namun, Ramadan tetap menyapa ramah
Tanpa peduli remuk wajah yang semrawut
Aku tertunduk malu
Membalas sapanya dalam hati
Menyambutnya dengan senyum simpul
Namun, tetap saja luka menganga dalam tatap
Jiwa berontak, meraung, meratap
Mencari seberkas cahaya dalam gelap
Menuju terang yang gemerlap
Membawa jiwa dalam buaian: lelap
Bumi Nikel, 17 Mei 2018
(Kamis, 1 Ramadan 1439 H)
Minggu, 14 Januari 2018
Gerimis di Minggu Pagi
Takada yang lebih arif daripada gerimis di Minggu pagi
Dikecupkannya syair-syair rindu yang lembab pada tidur yang lelap
Takada yang lebih bijak daripada gerimis di Minggu pagi
Dibisikannya lagu-lagu sendu yang basah pada mimpi yang manis
Takada yang lebih cakap daripada gerimis di Minggu pagi
Diselimutkannya sajak-sajak kasih yang hangat pada jiwa yang gigil
(ATM dari Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono)
PepperEarth, 14 Januari 2018
Senin, 01 Januari 2018
Aku (tak) Bisa Mencintaimu
Aku memang tak bisa mencintaimu seperti malam pergantian tahun baru Masehi: begitu glamor, penuh riuh, penuh warna, tetapi hanya sepintas (lalu) pergi meninggalkan (jejak) jelaga di mana-mana.
Aku hanya bisa mencintaimu seperti pagi 1 Januari: begitu teduh, tanpa bising kendaraan, tanpa cahaya warna-warni, tetapi selalu memberi ruang untuk memahami (hati) dan menata langkah (kaki) kembali.
Wanua Massengereng, 1 Januari 2018
Waktu adalah Bukti
1.
Mimpi memang adalah kunci. Namun, kebanyakan kunci justru kadang akan membuat bingung menentukan yang tepat membuka pintu (hati).
2.
Janji adalah lecut bagi diri. Namun, semakin banyak kau mengikrar janji, semakin besar peluangmu untuk ingkar.
3.
Percayalah, waktu selalu menjadi bukti atas kebaikan Tuhan kepada sang penghuni bumi. Meski tak semua mimpi menjadi nyata; tak semua janji tertepati, bersabar dan bersahabatlah dengan (sang pemilik) waktu.
Wanua Massengereng, Penghujung 2017 (Awal 2018)