Jumat, 11 November 2016

Teruntuk Guruku

Sayup-sayup terdengar lembut suaramu
Senyummu membayang, melekat dalam ingatanku
Petuahmu menyejukkan, melepaskan dahaga
Ilmumu menerangi kelam jiwaku yang rabun

Kau tak pernah letih dengan tingkahku
Berharap kasih dengan sejuta risih
Namun, kau begitu cerdas membaca inginku
Menuntunku berjalan, menyusuri lorong ilmu yang sering kau dongengkan

Aku berang,
Berontak,
Berlari dari jerat kasih yang curahkan
Namun aku tahu, hatimu selalu tersenyum
Menyambutku tatkala kujatuh, tersungkur

Terima kasihku atas kasih yang selalu kutepis jauh-jauh
Padahal kubegitu butuh ....

Bumi Nikel, 11 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar