Sayup-sayup terdengar lembut suaramu
Senyummu membayang, melekat dalam ingatanku
Petuahmu menyejukkan, melepaskan dahaga
Ilmumu menerangi kelam jiwaku yang rabun
Kau tak pernah letih dengan tingkahku
Berharap kasih dengan sejuta risih
Namun, kau begitu cerdas membaca inginku
Menuntunku berjalan, menyusuri lorong ilmu yang sering kau dongengkan
Aku berang,
Berontak,
Berlari dari jerat kasih yang curahkan
Namun aku tahu, hatimu selalu tersenyum
Menyambutku tatkala kujatuh, tersungkur
Terima kasihku atas kasih yang selalu kutepis jauh-jauh
Padahal kubegitu butuh ....
Bumi Nikel, 11 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar