Senin, 21 November 2016

Sejati Itu, Dia

Senja ufuk barat mendekap jingga erat-erat
Dekapannya begitu hangat membuat mega-mega iri
Seketika gerimis mengalun, menderas
Mencumbu tetanah yang mulai mengering
Kau tahu?
Aku di sini menunggumu
Menengadah, mengharap rupamu datang bersama hujan
Namun, semakin ku menunggumu
Semakin deras kenangan itu menghujan
Menghanyutkanku dalam rasa yang tak ku kenali
Kucoba terus bergerak
Menyibakkah kaki yang mulai kaku dengan luka
Mencari arah tuk temukanmu
Namun, hanya Dia yang kutemui
Semakin ku berpaling,
Semakin Dia mendekapku
Ku ingin kembali
Mengetuk pintu rumah-Nya yang ramah
Namun, aku takut
Takut meninggalkan-Nya untuk kesikian kali
PepperEarth, 21 November 2016

Jumat, 11 November 2016

Teruntuk Guruku

Sayup-sayup terdengar lembut suaramu
Senyummu membayang, melekat dalam ingatanku
Petuahmu menyejukkan, melepaskan dahaga
Ilmumu menerangi kelam jiwaku yang rabun

Kau tak pernah letih dengan tingkahku
Berharap kasih dengan sejuta risih
Namun, kau begitu cerdas membaca inginku
Menuntunku berjalan, menyusuri lorong ilmu yang sering kau dongengkan

Aku berang,
Berontak,
Berlari dari jerat kasih yang curahkan
Namun aku tahu, hatimu selalu tersenyum
Menyambutku tatkala kujatuh, tersungkur

Terima kasihku atas kasih yang selalu kutepis jauh-jauh
Padahal kubegitu butuh ....

Bumi Nikel, 11 November 2016