Dekapannya begitu hangat membuat mega-mega iri
Seketika gerimis mengalun, menderas
Mencumbu tetanah yang mulai mengering
Aku di sini menunggumu
Menengadah, mengharap rupamu datang bersama hujan
Namun, semakin ku menunggumu
Semakin deras kenangan itu menghujan
Menghanyutkanku dalam rasa yang tak ku kenali
Menyibakkah kaki yang mulai kaku dengan luka
Mencari arah tuk temukanmu
Namun, hanya Dia yang kutemui
Semakin ku berpaling,
Semakin Dia mendekapku
Mengetuk pintu rumah-Nya yang ramah
Namun, aku takut
Takut meninggalkan-Nya untuk kesikian kali