Hati dan pikiran memang tak selamanya harmonis
Seringkali ia berseteru
Namun, ia tak pernah saling meninggalkan
Ia selalu menerima dan memahami setelah meregang nyawa
Mungkin aku dan kamu harus belajar lebih giat untuk memahami itu
Berkali-kali aku menikam dan membunuh rasa ini
Lalu menguburnya dalam-dalam di gundukan belakang rumah,
Tempat aku dan kamu merajut segala asa
Namun, jiwanya tak pernah letih mengikuti setiap langkahku
Bahkan ia selalu mengisi ruang kosong dalam imajiku
Bardestom, 20 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar