Selasa, 15 September 2015

Indonesiaku di Ujung Tanduk

Telah terngiang kabar duka dari bumi pertiwi
Tak ada lagi senyum dari para pecintanya
Hanya isak tangis yang mendengung di segala penjuru angin
Semua tersungkur memeluk asa yang entah kapan berbuah nyata

Tatapannya begitu nanar
Ia menanti dan terus menanti jiwa baru yang bisa membuatnya bangkit
Beranjak dari masa kelam tak berujung

Kaukah jiwa itu?
Jiwa dengan sejuta cahaya
Penerang kelam di belantara kelam dunia
Bukan seperti mereka
Penuh dengan senyum picik
Tak berhati nurani

Mereka tetap tersenyum
Berdecah kagum dengan pesonanya sendiri
Ia tak melihat mereka yang terlantar
Mereka seolah menutup mata
Semua hanya tertuju pada uang

Entah kapan lahir jiwa baru itu
Jiwa yang mampu berdiri tegap diantara hiruk pikuk dunia
Jiwa yang mampu berdiri kokoh diantara ombang ambing isu politik
Jiwa yang mampu berdiri kuat meski seluruh penjuru mengecam kebenarannya
Jiwa yang tak pantang menyerah menyeret tikus-tikus perusak bangsa

Semua telah merindukan sosoknya

Bumi Nikel, 14 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar