Selasa, 30 September 2014

Siklus Hidrologi

Aku hanya tak ingin menjadi tititk hujan
Titik hujan yang jatuh pada pelimbahan
Atau sekadar  air hujan yang mengalir
Yang pada akhirnya bermuara pada sungai
Atau bahkan menembus lapisan air tanah dalam ...
Inginku begitu sederhana
Merembes pada tanah gersang
Berbaur dengan sari-sari tanah
Hingga akhirnya mengalir dalam jaringan tetumbuhan
Mungkin aku sudah jenuh dengan siklus hidrologi,
Berevavorasi karena terik
Terbawa oleh sang bayu
Membentuk mega-mega di langit biru
Dan akhirnya berkondensasi pada rupa yang sama ....


#BumiNikel di Penghujung September (30/9/'14)


Antara Cobaan dan Godaan

Di penghujung malam yang sepi
Hati kembali teriak dan berontak
Segudag pilu tak dapat ia tampung
Semua seolah menyatu dan menggunung
Telah ku jadikan ia penenang untuk luka ini
Telah ku jadikan ia pengering tuk bilur ini
Namun, betapa naifnya aku
Melukiskan skestsa di atas skesta lama
Menorehkan abu-abu di atas kelam
Menghilangkan candu dengan candu yang baru
Ini bukan kehendak Tuhan
Ini hanyalah aksioma dari jiwa pendosa
Ini bukan cobaan
Ini hanyalah godaan agar ku terjerumus
Terjerumus dalam kelam yang miris
Entah bagaimana caranya tuk menjauh
Aku tak mau bejibaku dalam kelam ini
Luka terobati dengan luka baru
Khianat berbalaskan dengan khianat baru
Aku sudah lelah dan letih dalam kisah ini
Pikiranku karut marut dengan goresan ini
Ku ingin seberkas sinar itu segera tiba
Membawa jiwa pada raga yang didambakan-Nya

BumiNikel30Sep14#00.00

Senin, 29 September 2014

Aku dan Pekat

Haii Pekat!!!
Tak usah segusar itu
Bulan sabit pamit bukanlah karena ia benci
Ia memang telah ditakdirkan untuk cepat pergi malam ini
Masihkah kau ingat???
Sekarang malam ke-5 Dzulhijjah
Tunggu sepekan lagi
Bersabarlah dengan segala inginmu
Kelak kau kan bersua dengan purnama semalaman suntuk
Tenanglah,
Kali ini biarkan gemintang lebih dekat denganmu
Biarkan ia menemani hingga fajar menyingsing
Ia hanya ingin berkawan denganmu, tak lebih
Bukankah ia telah menggantung di sana sedari tadi??
Bahkan sebelum senja tiba pun
Ia telah menari berkisah pada langit jingga tentangmu
Ia begitu ingin bersua denganmu
Dan biarkanlah aku di sini
Biarkan aku tetap menengadah
Melukiskan rasi bintangku pada lekuk indahmu ....

Jumat, 26 September 2014

Pagi dan Jingga

Sinar mentari merekah dengan jingganya
Hangatnya seketika membangunkan Bumi Nikel
Ia telah terlelap dalam dekapan dingin hujan semalam
Nuansa bening pagi kali ini begitu indah
"Hanya butuh penerimaan yang indah untuk jiwa yang indah"

Sajak Senja

Kesalahan bukanlah ujung sebuah perjalanan
Ia adalah batu loncatan untuk lebih baik
Seperti senja,,,
Ia bukanlah ujung dari segala keindahan
Ia awal dari segala keindahan mutlak
Bagi pemuja senja

Kamis, 25 September 2014

Bukan Aksioma

Terkadang lebih memilih kesibukan fisik yang dalam
Atau sekadar bersenda gurau dalam tidur lelap
Agar luput dari konfrontasi rasa ini
Bukannya lari dari masalah
Hanya sekadar tak inin ada yang terluka

Remedial

Tak boleh jenuh dengan remedial ini. Harus tetap semangat belajar demi kebaikan di masa depan. Toh kalau sudah berhasil, orang tak akan bertanya, "Berapa kali Anda remedial untuk mencapai kesuksesan ini?"

Hilang

Entah mengapa semua seakan melemah
Jiwa yang dulunya begitu tangguh kian tertatih
Imaji yang dulunya penuh dengan warnya 
Kini, hanya kelam yang menyelimutinya
Ada rasa yang hilang
Entah apa dan bagaimana wujudnya
Aku pun tak begitu tahu
Hanya terus mencari 
Dan terus mencari
Meski tak ku tahu pasti 
Namun, entah mengapa
Aku begitu yakin
Wujudnya benar adanya,,,

Sajak Pagi

Dan pagi adalah penawar kelam
Tempat jiwa-jiwa kembali bangkit
"Bukankah ini anugerah setelah kematian sesaat?"


#BumiNikel25Sep'14

Jangan Salahkan Jarak

Akrab saat bersama itu sudah sangat biasa
Seperti malam dan pekat yang tak terpisahkan
Bak mentari siang dan teriknya yang menyatu
Namun,
Akrab ketika berpisah itulah yang luar biasa
Laksana gemintang selalu ada tanpa pamrih
Ibarat ruh yang tak pernah ingkar kepada penciptanya